Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
PERJUANGAN menuju cita-cita sebuah negara memang tidak akan berjalan mudah, lurus, dan mulus. Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan (Menkeu), mengakui bahwa hampir seluruh negara di dunia mengalami berbagai tantangan dan perjuangan dalam mencapai tujuan mereka. Hal ini merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari.
Dalam menghadapi berbagai peristiwa dan fenomena historis, Sri Mulyani menekankan pentingnya belajar dari setiap pengalaman untuk memperbaiki dan mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan masa depan.
Sebagai contoh, Indonesia telah melewati tiga kali krisis yang berbeda, yaitu krisis keuangan pada 1997-1998, krisis ekonomi global pada 2009-2010, dan pandemi Covid-19 yang terjadi baru-baru ini.
Krisis-krisis tersebut telah membawa dampak besar bagi Indonesia, namun setiap kali mengalami krisis, negara ini berhasil bangkit dan mengatasinya dengan baik.
Dari krisis tahun 1997-1998, Indonesia mengalami era reformasi yang menyebabkan perubahan total dalam pengelolaan keuangan negara. Selama krisis, peran negara menjadi sangat penting untuk menyelamatkan masyarakat dan perekonomian. Pemerintah mengambil tindakan "bailing out" terhadap sektor keuangan yang mengalami kolaps.
Pada masa krisis global financial crisis pada tahun 2009-2010, pemerintah belajar dari pengalaman tersebut dan melakukan penyempurnaan regulasi di sektor perbankan, pasar modal, serta lembaga keuangan non-bank seperti asuransi dan dana pensiun.
BACA JUGA: Mengoptimalkan Hubungan Dagang
Kemudian, dihadapkan dengan krisis pandemi Covid-19, Indonesia menggunakan instrumen fiskal dan moneter serta mengambil langkah-langkah non-konvensional, termasuk memperluas defisit anggaran untuk mengatasi dampak ekonomi dari pandemi.
Meskipun Indonesia mengalami tiga kali krisis, Sri Mulyani menegaskan bahwa negara ini termasuk sedikit negara yang mampu belajar dari setiap tantangan yang dihadapi dan bangkit dari krisis dengan baik. Pemerintah selalu menempatkan keuangan negara sebagai instrumen utama dan pertama untuk mengatasi krisis dan menghadapi tantangan ekonomi.
Belajar dari pengalaman-pengalaman pahit tersebut, Indonesia bisa memiliki optimisme yang tinggi dalam menghadapi masa depan. Kemampuan negara untuk belajar dari berbagai "shock" yang terjadi di sepanjang perjalanan sejarahnya menunjukkan ketangguhan dan ketahanan ekonomi yang patut diacungi jempol.
Indonesia, sebagai negara dengan peran penting dalam bidang keuangan, telah menghadapi berbagai tantangan yang muncul di masa lalu. Namun, dengan semangat belajar dari setiap pengalaman, bangsa ini berharap dapat menghadapi masa depan dengan kebijakan yang bijaksana dan inovasi yang penuh keberanian.
Sejarah telah membuktikan bahwa Indonesia telah melewati berbagai masa sulit, termasuk krisis ekonomi yang mempengaruhi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi negara ini. Namun, sebagai bangsa yang tangguh, Indonesia tidak pernah menyerah untuk bangkit kembali.
Setiap krisis menjadi momen pembelajaran berharga bagi pemerintah dan rakyatnya, mengasah kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik, pengendalian inflasi, dan perlunya kebijakan fiskal yang tepat guna.
Kesadaran akan pentingnya kestabilan ekonomi, Indonesia senantiasa memperkuat sistem keuangan dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko yang dapat mengganggu ketahanan perekonomian. Melalui kebijakan yang berorientasi pada pertumbuhan yang berkelanjutan, pemerintah berupaya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan.
Tidak hanya fokus pada pemulihan pasca krisis, Indonesia juga berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang dalam upaya mencapai cita-cita yang lebih tinggi. Investasi dalam pendidikan dan sumber daya manusia menjadi salah satu prioritas utama untuk menciptakan masyarakat yang berpengetahuan dan berkompeten.
Dengan mengedepankan pendidikan yang berkualitas, diharapkan Indonesia dapat memacu pertumbuhan inovasi dan teknologi yang berdampak positif pada perekonomian negara.
Di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah, Indonesia juga harus memiliki ketangguhan dan fleksibilitas dalam menghadapi berbagai tantangan. Kebijakan yang bijaksana dan solutif menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan yang mungkin muncul di masa depan.
Dalam upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Indonesia juga perlu berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam harus diintegrasikan ke dalam setiap kebijakan, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terjadi tanpa mengorbankan keseimbangan ekosistem yang berharga.
Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Indonesia berharap dapat meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya. Distribusi yang adil dari hasil pertumbuhan ekonomi harus menjadi fokus utama, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, termasuk yang berada di daerah terpencil dan marginal.
Dalam mewujudkan cita-cita tersebut, peran pemerintah sangatlah krusial. Pemerintah harus menjadi fasilitator yang memfasilitasi tumbuhnya sektor swasta dan masyarakat sipil yang berperan dalam memajukan ekonomi. Sinergi antara sektor publik dan swasta akan memperkuat daya saing ekonomi Indonesia di tingkat global.
Komitmen untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat harus menjadi tekad bersama. Semua elemen bangsa, dari pemerintah hingga masyarakat, harus bersatu dan berkontribusi aktif dalam mewujudkan visi besar ini.
Sebagai negara dengan potensi besar dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki landasan yang kuat untuk mencapai cita-cita tersebut.
Dengan kebijakan yang bijaksana, semangat belajar, dan inovasi yang berani, Indonesia berdiri teguh di hadapan tantangan masa depan.
Dalam perjalanan panjangnya, bangsa ini akan terus tumbuh dan berkembang, mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya, dan memberikan kontribusi positif bagi dunia internasional.
====
Penulis Dosen UNTAG Banyuwangi
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]