Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Penjabat Gubernur Sumatera Utara, Hasanuddin, mengatakan indeks ketahanan pangan Sumut mengalami penurunan dari 78,3 tahun 2021 menjadi 71,22 tahun 2022.
Pj Gubsu Hassanudin mengatakan menurunnya indeks ketahanan pangan itu, harus menjadi perhatian bersama. Indeks ini merupakan indek komposit yang terdiri dari aspek ketersediaan, keterjangakauan, keamanan maupun keberlanjutan.
Hal itu disampaikan Pj Gubsu Hassanudin saat menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional tentang Ketahanan Pangan yang digelar Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) di Ballroom Bank Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Sabtu (14/10/2023).
Pj Gubsu Hassanudin menyampaikan banyaknya persoalan di sektor pertanian tanaman pangan, antara lain ketersediaan bibit unggul yang bersertifikat belum mencukupi dan pemanfaatan ketersediaan air.
Kemudian masalah sarana produksi yang terbatas, hama dan cuaca, SDM dan kelembagaan petani yang berdampak pada penurunan produktivitas dan menganggu ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu, Pj Gubsu Hassanudin berharap PIKI bisa membantu Pemprov Sumut memberikan solusi dan gagasan agar produktivitas pertanian meningkat sehingga ketahanan pangan Sumut bisa terus terjaga.
"Saya harap seminar hari ini tidak berhenti sampai di sini, tentu kami dari pemerintah sangat berharap ada hal-hal yang bisa secara konstruktif disampaikan kepada kami untuk sama-sama kita mewujudkan ketahanan pangan di Sumut," harapnya.
Selain itu, Pj Gubsu Hassanudin mengatakan Provinsi Sumut memiliki potensi pertanian yang sangat besar, dalam mendukung terwujudnya ketahanan dan kedaulatan pangan.
Provinsi umut memiliki wilayah yang luas, baik darat maupun laut. Wilayah darat sekitar 72 juta ha, lahan sawah sekitar 348.000 ha, dan luas lahan kering satu juta ha.
"Ini adalah potensi yang sangat besar, bila dikelola dengan baik akan mampu mencukupi kebutuhan pangan penduduk Sumut sekitar 15 juta orang," kata Pj Gubsu Hassanudin.
Mantan Pangdam I/BB ini mengatakan isu pangan menjadi salah satu persoalan global dan juga masih menjadi permasalahan di Sumut. Terutama karena berkontribusi penyumbang inflasi dari bergejolaknya harga pangan.
"Saat kita bicara ketahanan pangan, khususnya di Sumut, ada dua isu utama yakni bergejolaknya harga-harga pangan, terutama beras sebagai sumber pangan utama masyarakat sebagai penyumbang inflasi terbesar yakni 0,64 persen pada September 2023, dan yang kedua adalah belum semua komoditas pangan mampu swasembada," jelasnya.
Dijelaskannya, Pemprov Sumut dalam mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan, telah melakukan berbagai kebijakan dan program antara lain, mempertahankan dan meningkatkan swasembada beras melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi.
Pemprov Sumut juga mendorong hilirisasi hasil-hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dengan mempromosikan ekonomi sirkuler, dengan konsep pertanian terpadu atau agro industri, mendorong penguatan kelembagaan petani dan kemitraan dengan pola close loop, dengan memotong mata rantai agar pasokan lebih cepat sampai ke konsumen.
Sebelumnya Ketua DPP PIKI, Badikenita Putri Br Sitepu, mengatakan Seminar Nasional Ketahanan Pangan itu dilaksanakan dalam rangka Dies Natalis 60 tahun PIKI.
"PIKI hadir sejak 1963 dan hadir di 35 Provinsi di Indonesia, saat ini telah berusia 60 tahun. kita mengadakan rangkaian acara di setiap provinsi dengan topik yang berbeda, pertama di DKI Jakarta terkait wawasan kebangsaan, kedua di Banten membahas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumut provinsi ketiga, kita membahas ketahan pangan baik food estate dan food security, dan dilanjutkan ke Jawa Timur dengan topik kemaritiman dan akan dilanjutkan ke Maluku, Papua hingga puncak acara pada 19 Desember 2023 di Jakarta," jelasnya.
Hadir juga Ketua DPD PIKI Sumut, Naslindo Sirait. Adapun narasumber pada seminar itu di antaranya Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Wira Kusuma, Bupati Simalungun Hasiholan Sinaga, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Katolik (UNIKA) Medan Posman Sibuea, Direktur Utama Bank Sumut Babay Parid Wazdi, Akademisi USU Khadijah EL Ramija dan dipandu moderator Lolita Bangun.