Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menilai aksi boikot produk terkait Israel tak cukup untuk menghentikan perang di Gaza. Gus Yahya, sapaan akrabnya, mengatakan jika pihak yang pro-Israel memboikot hal-hal yang terkait pro-Palestina, yang terjadi malah aksi saling boikot.
Hal itu disampaikan Gus Yahya saat menanggapi Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 terkait boikot produk yang terafiliasi dengan Israel. Gus Yahya mengaku memang gerakan boikot mendapatkan perhatian poliitik.
"Gerakan boikot cukup penting untuk dapatkan perhatian politik dan saya kira sekarang juga sudah. Tapi ini tak cukup," kata Gus Yahya kepada wartawan di Shangri-La Hotel Jakarta, Selaa (21/11/2023).
Gus Yahya menyebutkan, jika kondisinya begitu, akhirnya terjadi aksi saling boikot sehingga penyelesaian nanti menemukan jalan buntu.
"Karena boikot itu juga sama. Yang penentang Israel boikot produk Israel, yg pro-Israel juga boikot yang pro-Palestina. Boikot juga dilakukan aktor-aktor besar, seperti Disney, Sony Pictures boikot X. Karena X tayangkan posting-posting dari Gaza. Dan mereka boikot X dan cabut iklan dari X, mereka melakukan boikot," jelasnya.
Gus Yahya menyarankan, seusai gerakan saling boikot, harus dipikirkan rencana selanjutnya yang efektif agar masalah dapat diselesaikan.
"Nah ini artinya resiprokal, saling boikot. Kalau saling Boikot jalan keluarnya apa? Ini penting untuk dapatkan perhatian politik, tapi harus dipikirkan jalan keluar masuk akal dan possible dan bukan cuma sekadar harapan, tapi betul-betul yang workable yang bisa dilakukan jalan keluarnya," pungkasnya.
Menurut Gus Yahya, serangan Israel ke Gaza harus segera dihentikan. Gus Yahya pun mengajak seluruh dunia yang tergabung.
"Sebelum semua itu, ini harus dihentikan segera. Serangan harus dihentikan segera. Ini kita sampaikan terus menerus. Bukan cuma kita aja, tapi semua pihak di seluruh dunia, apalagi yang tergabung dalam R20 ini, mereka juga tak henti-hentinya meneriakkan tuntutan yang sama," jelasnya. dtc