Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Ustaz Abdul Somad (UAS) mengatakan, untuk membantu warga Gaza di Palestina yang menjadi korban kekerasan Israel tidak perlu menjadi Islam.
UAS, ustaz kharismatik itu mengatakan bahwa untuk membantu Palestina cukup hanya menjadi seorang manusia saja.
Hal itu ditegaskan UAS dalam ceramahnya pada penggalangan dana bertajuk Sumut Bersatu atas Duka Palestina di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut, Jalan William Iskandar, Pancing, Deli Serdang, Minggu (26/11/2023).
UAS mengatakan, panas yang timbul akibat membludaknya jamaah di Gedung Serbaguna itu sangatlah tidak sebanding dengan penderitaan yang dirasakan masyarakat Palestina.
"Panas kita ini belum ada apa-apanya dibandingkan dengan peluru-peluru mortir yang ada di Palestina. Betul tidak," ujar UAS, yang spontan dijawab betul para jamaah.
Bahkan dahsyatnya kekejaman Israel di Palestina, menurut UAS, dua kali lipat yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki Jepang, yang saat itu dianggap sebagai kezoliman terbesar di atas dunia.
Menurut UAS warga Palestina sangat membutuhkan bantuan dari semua umat manusia, tidak saja dari Indonesia.
"Untuk peduli Palestina, tak perlu jadi orang Islam, tak perlu jadi Muslim, cukup menjadi manusia, cukup jadi manusia," ujar UAS.
"Tak perlu kalian menjadi orang Islam, tak perlu kalian jadi orang Arab, kalian jadi orang Palestina, cukup jadi manusia," sambung UAS.
Karena itu menurut UAS, sudah selayaknya orang Indonesia peduli kepada Palestina. Ia pun mengapresiasi acara Sumut Bersatu atas Duka Palestina yang dirangkaian dengan penggalangan donasi ke Palestina tersebut.
Menurut UAS, acara itu mencatatkan sejarah karena masyarakat Sumut telah berpihak kepada kebenaran, yang diinginkan Allah SWT.
Hadir pada acara itu, di antaranya tokoh masyarakat yang juga Gubernur Sumut 2018-2023 Edy Rahmayadi, Ulama Hafizh Keturunan Palestina yang juga Ketua Persatuan Dai Lebanon Syekh Ayyu Mussa An Nu'aini Al Husaini dan Aktivis Kemanusiaan asal Indonesia yang menetap di Gaza, Muhammad Hussein Gaza.