Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dinas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumatera Utara, merespon instruksi Pj Gubernur Sumut, Hassanudin, menyelidiki dugaan perambahan hutan di lokasi longsor Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, terjadi Jumat (01/12/2023) malam.
Hasilnya Dinas LHK Sumut menemukan adanya aksi perambahan hutan di sekitar lokasi longsor Desa Simangulampe tersebut.
"Saat ini, lagi proses penyeledikan terkait masalah adanya di hulu, dari pada lokasi banjir. Adanya penebangan di area lain yang masuk dalam kawasan hutan," ujar kepala Dinas LHK Sumut, Yuliani Siregar, kepada wartawan, di Kota Medan, Rabu (06/12/2023).
Dikatakan Yuliani, pihaknya langsung memerintahkan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) 13 Dolok Sanggul turun ke lokasi longsor melakukan pengamatan hingga berkordinasi dengan petugas kepolisian terkait dugaan perambahan hutan.
Dari penyelidikan anggotanya dengan langsung mengecek ke lokasi, kata Yuliani, ditemukan lokasi perambahan hutan, yakni adanya penebangan pohon sekitar 10 ha di hulu.
"Selanjutnya, di luar kawasan hutan ada sedikit masuk dalam kawasan hutan sekitar 15 hektar, itu pun tidak ada ijin dari kami," tutur Yuliani.
"Tim kita juga melakukan pengawasan di sana. Yang menebang itu masih proses penyidikan oleh Polres Humbahas kemungkinan masyarakat setempat," jelas Yuliani lagi.
Untuk memastikan terjadinya pidana perambahan hutan, Kadis LHK Yuliani Siregar mengatakan pihaknya berkoordinasi berkordinasi dengan Polda Sumut dan Polres Humbahas. "Sehingga harapan kita bisa diproses hukum," kata Yuliani.
Namun Yuliani menjelaskan, bukan berarti longsor dahsyat itu keseluruhan dipicu perambahan. Faktor yang lain juga menjadi penyebab, seperti curah hujan yang tinggi dan faktor iklim lainnya.
"Jadi ini, semua saling mendukung antara kesalahan dari pada manusianya sendiri, dan alamnya nyatu," kata Yuliani.
Dikatakan Yuliani, bahwa di hulu juga terdapat tebing-tebing yang curam dan bebatuan. Sehingga membuat kondisi di lokasi bencana alam itu, sangat memperihatinkan.
"Akibat gerusan air maka terjadilah banjir bandang atau longsor ini. Dari mulai banjir bandang terjadi saya sudah perintah anggota yang di sana untuk, cek apa yang terjadi di lapangan," jelas Yuliani. (benny
Diberitakan sebelumnya, Tim SAR Gabungan telah menemukan 2 dari 12 korban hilang karena longsor tersebut. Kondisi kedua korban sudah meninggal dunia. Mereka adalah Dian Lubis, laki-laki warga Parsoburan, Kabupaten Toba. Kemudian Tiamin Boru Sinambela, pertemuan lansia, warga Desa Simangulampe.
Dilaporkan sejauh ini terdata 55 unit rumah warga Desa Simangulampe mengalami kerusakan. Kemudian 160 orang mengungsi di Kantor Camat Baktiraja, dan ke Gedung Serbaguna (GSG) HKBP Simanullang Sinambela. Selain itu, bencana alam ini, juga merusak Hotel Senior, gereja, fasilitas umum hingga lahan pertanian.