Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sebanyak dua kasus penyakit mycoplasma pneumonia, ditemukan di Kota Medan, Sumatera Utara.
Kedua kasus itu terjadi pada anak-anak, berusia 1 tahun 10 bulan dan 8 tahun 8 bulan. Kasus pertama ditemukan 28 November 2023 dan kasus kedua pada 8 Desember 2023.
"Ditemukan dua kasus mycoplasma pneumonia di Medan, satu pada anak usai satu tahun dan satu lagi berusia delapan tahun," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan kepada wartawan di Medan, Senin (11/12/2023).
Kadis Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan kedua anak tersebut dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Medan. Namun satu di antaranya sudah sembuh, yakni yang berusia 1 tahun 10 bulan.
Lalu seganas apakah penyakit mycoplasma pneumonia ini? Kadis Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, mengatakan mycoplasma pneumonia merupakan penyakit disebabkan bakteri pneumonia.
Karena merupakan bakteri, maka proses penyembuhan cukup dilakukan perawatan intensif dengan mengkonsumsi antibiotik.
"Ini penyakit yang biasa. Bakteri pada pernafasan, penyebab dari pneumonia. Bukan virus, lebih mudah untuk proses penyembuhan," kata Alwi Mujahit.
BACA JUGA: Ditemukan 2 Kasus Mycoplasma Pneumonia pada Anak di Medan, Satu Sembuh
Lebih lanjut Alwi Mujahit mengatakan mycoplasma pneumonia merupakan bakteri yang berbeda dengan covid-19. Ia menyebut covid-19 merupakan virus. Sehingga mycoplasma pneumonia ini penanganannya bisa dilakukan dengan cepat dan mudah sembuh.
"Bakteri itu, dengan antibiotik dia mudah sembuh, kalau Mycoplasma Pneumonia ini, tidak terlalu mengawatirkan lah. Tidak seperti Covid-19 yang lama. Karena penyebabnya sakit bakteri. Kalau dia pakai antibiotik, sembuh itu, bisa tuntas," jelas Alwi.
Sebelumnya Dirjen Pencegahan Penyakit Kemenkes, Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, dalam surat edaran kepada seluruh kadis kesehatan di Indonesia tentang kewaspadaan terhadap kejadian mycoplasma pneumonia di Indonesia, tertanggal 27 November 2023, menjelaskan bahwa WHO mendeteksi adanya sinyal undiagnosed pneumonia pada anak di China yang dipublikasikan di ProMed tanggal 22 November 2023.
Media Cina menginformasikan adanya peningkatan kasus Mycoplasma pneumonia sejak Mei 2023, dimana 3/4 pasien di diagnosis sebagai infeksi Mycoplasma. Berdasarkan laporan epidemiologi nampak peningkatan kasus Mycoplasma Pneumoniae (40%), influenza, SARS COV-2 dan lain-lain.
Di Cina, mycoplasma memang menjadi causa terbanyak pada kasus pneumonia. Adanya peningkatan kasus rawat jalan dan rawat inap pada anak yang disebabkan mycoplasma pneumoniae sejak Mei 2023 dan RSV, Adenovirus dan Influenza sejak Oktober 2023, dimana saat ini sudah terjadi penurunan.
Mycoplasma merupakan penyakit penyebab umum infeksi respiratori sebelum masa covid-19, insidensi 8.6%, insidensi turun jadi 0.7% di tahun 2021-2022. Pathogen ini memiliki periode inkubasi yang cukup lama dan penyebaran memerlukan waktu yang lama sehingga disebut sebagai walking pneumonia.
Mycoplasma juga merupakan salah satu penyebab penyakit pneumonia di Masyarakat, yg paling banyak dampaknya anak-anak. Penyakit ini muncul pada situasi musim panas untuk negara-negara yang memiliki 4 musim. Di hina Peningkatan pneumonia terjadi 3-5 tahun. Penelitian di Cina, adenovirus, RSV menjadi penyebab beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA: Pj Gubsu Hassanudin Imbau Masyarakat Waspada Penyebaran Mycoplasma Pneumonia: Jangan Panik!
Surat edaran tersebut juga telah disampaikan Dinas Kesehatan Sumut ke Pemkab/Pemko dan pihak terkait untuk diambil langkah-langkah antisipasi.
Sudah kita sampaikan surat edaran kewaspadaan terhadap kejadian mycoplasma pneumonia di Indonesia, agar menjadi perhatian serius Dinkes se-Sumut dan pihak terkait lainnya," ujar Kadis Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, kepada wartawan di Medan, Senin (11/12/2023).
Secara terpisah, Penjabat (Pj) Gubernur Sumut, Hassanudin, menekankan kesadaran masyarakat bersama-sama mencegah penyebaran mycoplasma pneumonia di Indonesia.
"Kami mengimbau masyarakat di Sumatera Utara agar selalu waspada dan hati-hati akan penyebaran penyakit mycoplasma pneumonia," ujar Pj Gubsu Hassanudin, Senin siang.
Namun meskipun harus berhati-hati, kata Pj Gubsu Hassanudin, bukan berarti masyarakat harus panik. "Tetap tenang, jangan panik dan jangan juga membuat kegaduhan," ujarnya.
Kepada wartawan, Pj Gubsu Hassanudin mengatakan mycoplasma pneumonia terus dipantau di Sumut. Ia mengatakan telah menginstruksikan pihak terkait untuk melakukan langkah-langkah antisipatif
"Nanti tolong bantu di sosialisasikan ini. Himbauan ini bagus sekali, untuk kewaspadaan kita. Karena kita baru melihat rilisnya dari berita-berita, secara resmi kan belum ada," ujar Pj Gubsu Hassanudin.
Mantan Pangdam I/BB itu kembali mengajak masyarakat, harus menyikapi kewaspadaan dan kehati-hatian. Sehingga segala dampak penularan dapat dilakukan pencegahan secara dini.
"Kita memang punya pengalaman panjang dalam menangani Covid-19. Kalau kita lihat perkembangan data ini, punya spesifik khusus kasusnya. Untuk itu, sikap yang paling bagus adalah kewaspadaan kita," jelas Hassanudin.