Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Meningkatnya penyebaran kasus Mycoplasma Pneumonia di Cina mendorong pemerintah mewaspadai penyebarannya di Indonesia.
Pemprov Sumatera Utara melalui Dinas Kesehatan telah menerima surat edaran instruksi pencegahan dan langkah antisipasi dari Kementerian Kesehatan RI, yang kemudian diteruskan ke Pemkab/Pemko di Indonesia.
"Sudah kita sampaikan surat edaran kewaspadaan terhadap kejadian mycoplasma pneumonia di Indonesia, agar menjadi perhatian serius Dinkes se-Sumut dan pihak terkait lainnya," ujar Kadis Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, kepada wartawan di Medan, Senin (11/12/2023).
Secara terpisah, Penjabat (Pj) Gubernur Sumut, Hassanudin, menekankan kesadaran masyarakat bersama-sama mencegah penyebaran mycoplasma pneumonia di Indonesia.
"Kami mengimbau masyarakat di Sumatera Utara agar selalu waspada dan hati-hati akan penyebaran penyakit mycoplasma pneumonia," ujar Pj Gubsu Hassanudin, Senin siang.
Namun meskipun harus berhati-hati, kata Pj Gubsu Hassanudin, bukan berarti masyarakat harus panik. "Tetap tenang, jangan panik dan jangan juga membuat kegaduhan," ujarnya.
Kepada wartawan, Pj Gubsu Hassanudin mengatakan mycoplasma pneumonia terus dipantau di Sumut. Ia mengatakan telah menginstruksikan pihak terkait untuk melakukan langkah-langkah antisipatif
"Nanti tolong bantu di sosialisasikan ini. Himbauan ini bagus sekali, untuk kewaspadaan kita. Karena kita baru melihat rilisnya dari berita-berita, secara resmi kan belum ada," ujar Pj Gubsu Hassanudin.
Mantan Pangdam I/BB itu kembali mengajak masyarakat, harus menyikapi kewaspadaan dan kehati-hatian. Sehingga segala dampak penularan dapat dilakukan pencegahan secara dini.
"Kita memang punya pengalaman panjang dalam menangani Covid-19. Kalau kita lihat perkembangan data ini, punya spesifik khusus kasusnya. Untuk itu, sikap yang paling bagus adalah kewaspadaan kita," jelas Hassanudin.
Disinggung apa dilakukan pengawasan dan pemantauan di pintu masuk ke Sumut, seperti di Bandara Kualanamu. Mengingat Singapura, Malaysia, termasuk di Jakarta juga sudah ditemukan kasus mycoplasma pneumonia, Hasanuddin mengatakan segala dalam pencegahan akan dilakukan pihak Pemprov Sumut dan stekholder terkait.
"Tetap dari dinas kesehatan kita siapkan sarana dan prasarana, sudah kami siapkan standby dengan baik. Namun demikian ini diharapkan tetap waspada, tidak membuat panik," jelas Hassanudin.
Pj Gubsu Hassanudin mengatakan pihak Pemprov Sumut akan mengikuti petunjuk dan arahan dari Pemerintah pusat dalam langkah selanjutnya, dengan kasus mycoplasma pneumonia.
Sebagaimana disampaikan Dirjen Pencegahan Penyakit Kemenkes, Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, dalam surat edaran kewaspadaan terhadap kejadian mycoplasma pneumonia di Indonesia, tertanggal 27 November 2023, dijelaskan bahwa WHO mendeteksi adanya sinyal undiagnosed pneumonia pada anak di China yang dipublikasikan di ProMed tanggal 22 November 2023.
Media Cina menginformasikan adanya peningkatan kasus Mycoplasma pneumonia sejak Mei 2023, dimana 3/4 pasien di diagnosis sebagai infeksi Mycoplasma. Berdasarkan laporan epidemiologi nampak peningkatan kasus Mycoplasma Pneumoniae (40%), influenza, SARS COV-2 dan lain-lain.
Di negara Cina mycoplasma memang menjadi causa terbanyak pada kasus pneumonia. Adanya peningkatan kasus rawat jalan dan rawat inap pada anak yang disebabkan mycoplasma pneumoniae sejak Mei 2023 dan RSV, Adenovirus dan Influenza sejak Oktober 2023, dimana saat ini sudah terjadi penurunan.
Mycoplasma merupakan penyakit penyebab umum infeksi respiratori sebelum masa covid-19, insidensi 8.6%, insidensi turun jadi 0.7% di tahun 2021-2022. Pathogen ini memiliki periode inkubasi yang cukup lama dan penyebaran memerlukan waktu yang lama sehingga disebut sebagai walking pneumonia.
Mycoplasma juga merupakan salah satu penyebab penyakit pneumonia di Masyarakat, yg paling banyak dampaknya anak-anak. Penyakit ini muncul pada situasi musim panas untuk negara-negara yang memiliki 4 musim. Di Cina Peningkatan pneumonia terjadi 3-5 tahun. Penelitian di Cina, adenovirus, RSV menjadi penyebab beberapa tahun terakhir.