Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Perbincangan pasca debat perdana calon presiden yang digelar Komisi Pemilihan Umum, masih hangat dibahas di jagat maya maupun diskusi publik.
Dari penampilan ketiga capres di panggung debat 12 Desember lalu, penampilan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan disebut paling menjanjikan untuk melanjutkan kepemimpinan nasional lima tahun mendatang.
Terutama bagi kaum milenial dan generasi Z, penampilan mantan gubernur Jawa Tengah dan mantan gubernur DKI Jakarta tersebut, dinilai lebih substansi terhadap persoalan bangsa lewat gagasan yang dibawa mereka sebagaimana tema debat seputar penegakan hukum, hak asasi manusia, dan demokrasi.
"Kalau boleh kita membuat skor, Mas Ganjar itu 90,5 dan Mas Anies itu 90. Keduanya bisa kita sebut sebagai capres yang serius untuk menjadi pemimpin Indonesia ke depan," kata Pengamat Politik Sumatera Utara, Dadang Darmawan Pasaribu menjawab wartawan, Selasa (19/12/2023).
Debat 'panas' dan saling 'serang' antara Pranowo Subianto dan Anies Baswedan dalam panggung debat, kata Dadang, justru menguntungkan Ganjar Pranowo.
Sebab Ganjar dinilai lebih cenderung tidak ingin terlibat aktif dalam urusan personal capres lain. Melainkan lebih menyentuh ke akar persoalan sesuai tema yang diusung.
"Misalnya saat Mas Ganjar tanya ke Mas Anies apakah mau melanjutkan IKN. Lalu menegaskan ke Pak Prabowo atas sikapnya soal peradilan HAM. Ini tentu (pertanyaan) yang bagus sekali diutarakan Mas Ganjar," tuturnya.
Malahan, sambung Dadang, Prabowo terkesan tidak menanyakan sekaitan substansi tema debat kepada Ganjar dan Anies.
"Pak Pranowo menanyakan kelangkaan dan mahalnya pupuk bagi petani di Jateng, sedangkan terhadap Anies dia menanyakan soal polusi udara dan penanganan Covid-19 selama memimpin Jakarta. Padahal tema debatnya tidak ada kaitan dengan itu semua. Begitupun keduanya tetap menjawab dengan baik dan elegan," kata dosen Universitas Medan Area (UMA) tersebut.
Kemudian yang membuat skor Ganjar lebih unggul dari Anies Baswedan, menurut Dadang, ditekankan bahwa dia dan Mahfud MD lahir dari keluarga sederhana. Namun lewat tekad kuat dan ingin selalu berproses dari bawah, mereka dapat mencapai level seperti saat ini.
"Di saat Ganjar menyampaikan bahwa bapaknya adalah seorang polisi berpangkat rendahan begitu juga dengan keluarga Pak Mahfud, yang artinya kalaupun dibuatkan levelnya hanya setaraf Forkopimcam, itu salah satu bentuk pengakuan paling hakiki tentang kesederhanaan seorang calon pemimpin. Di sini saya kira merefleksikan siapa Ganjar-Mahfud kepada masyarakat Indonesia," ungkapnya.
Dadang menambahkan, dari panggung debat terlihat jelas kualitas ketiga capres lewat gagasan yang disampaikan. Juga menggambarkan karakter masing-masing capres, siapa yang memiliki gagasan dan menguasai masalah serta siapa yang tidak substansial.
"Saya melihat kampanye Mas Ganjar ke Papua lalu Pak Mahfud ke Sabang belum lama ini, seolah merangkum banyak aspirasi dari segala persoalan masyarakat dari Sabang hingga Merauke. Ini pula yang dibawa ke panggung resmi melalui debat capres perdana yang kita saksikan kemarin. Jadi saya menilai Ganjar jauh lebih siap sebagai pemimpin dibanding kedua capres yang lain," urai dia.
Lantas gimana dengan pandangan kaum milenial dan Gen Z terhadap capres yang akan dipilih mereka pada 14 Februari 2024? Dadang menyatakan bahwa antara Ganjar dan Anies merupakan calon terkuat yang tentu akan dipertimbangkan oleh generasi milenial.
"Artinya lewat panggung debat kemarin menggambarkan pemilih milenial kita yang jumlahnya begitu dominan mencapai 52 juta suara pada Pemilu 2024, Ganjar dan Anies adalah paling rasional untuk mereka pilih nantinya. Sebab keduanya menurut saya begitu baik dalam menyampaikan gagasan, lebih memahami persoalan bangsa, dan memahami aspirasi masyarakat untuk dibuatkan menjadi produk kebijakan yang bermanfaat nantinya. Artinya lagi, mereka kaum milenial jauh lebih cerdas memahami konteks ini ketimbang sekadar melihat capres viral lewat kehebohannya bergoyang-goyang," pungkas Dadang.