Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. PT Perkebunan Sumatera Utara (PSU) menunggak gaji karyawan selama dua bulan, yakni Desember 2023 dan Januari 2024. Kenapa sampai menunggak?
Direktur Utama PT PSU, Agus Salim Harahap, membeberkan alasannya. Di antaranya karena PT PSU masih terlilit utang. Setiap bulan, cicilan harus dibayarkan. Alasan lain karena produksi sawit terganggu.
Adapun utang tersebut adalah sebesar Rp 200 miliar ke Bank Mandiri. Setiap bulannya, PT PSU membayar cicilan Rp 1,3 miliar. Saat ini yang belum dibayarkan Rp 72 miliar.
"Ada utang pinjaman ke Bank Mandiri, itu ada 200 Miliar, saat ini tinggal 72 miliar lagi, itulah yang harus saya bayar cicilan perbulannya sampai dengan 2023, itu perbulannya 1,3 miliar cicilannya, saya lunasi, saya bayar perbulan," kata Agus Salim usai bertemu dengan perwakilan karyawan yang berunjuk rasa menuntut pembayaran gaji, di Kantor Gubernur, Rabu (24/01/2024).
Selain persoalan utang, Agus mengatakan, bahwa secara umum kontrusi dari tanaman yang luasnya kurang lebih 15.000 ha ini memang sudah sangat rusak, sehingga sangat berpengaruh pada produksi.
"Secara umum konstruksi dari tanamananya kebun nya memang rusak, jadi mempengaruhi ke produksi. Kedua faktor yang sangat ekstrim khususnya di madina itu mangganggu dari trasnportasi TBS untuk keluar ke PKS," ungkapnya.
Agus Salim mengatakan, untuk memperbaiki kondisi perkebunan yang saat ini memang tidak serta merta seperti sulap. Karena memang dari awal kondisinya sangat memprihatinkan.
"Kalau untuk perbaikan kebun, gak serta merta sim sala bim, karena dari awal sudah memprihatinkan, ya perlu waktu, salah satu contoh proses pemupukan itu, bisa berdampak bagus setelah 1,2 sampai 2 tahun. Jadi gak bisa sim sala bim, tapi itu tadi, perlu komitmen dari semua pihak untuk perbaikan perusahaan ini," sebutnya.
Lebih lanjut, Agus Salim menjelaskan, bahwa pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah perbaikan dengan cara mengundang investor untuk berinvestasi di BUMD milik Pemprov Sumut itu.
"Kita kan kemaren dari 2022 sudah ada KSO ternyata gagal, pemenangnya tarik diri, kenapa kita bikin KSO karena memang tujuan kita untuk perbaikan, salah satu contoh, saya pernah studi banding ke PTPN II tahun 2022," sebutnya.
"Mereka itu KSO dengan Kepong, bagus kok, kita lakukan, sampai sekarang ini solusi yang masih kami fikirkan adalah KSO, untuk bagaimana dapat investor untuk perbaikan," pungkasnya.