Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan.Kelompok mahasiswa Cipayung Plus mendesak Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) mengusut tuntas dugaan kecurangan rekrutmen perjanjian kerja (PPPK) di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Labuhanbatu dan Batubara. Mahasiswa menduga daerah tersebut diduga tidak menjalankan perekrutan PPPK dengan jujur dan adil.
“Praktik korupsi, nepotisme diduga dijalankan dalam proses rekrutmen yang menyangkut masa depan dan hajar hidup orang banyak,” kata Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Sumatra Utara (KAMMI Sumut) Wira Putra dalam keterangan tertulis bersama Cipayung Plus, Jumat (2/2/2024).
Wira Putra menyebutkan, berdasarkan investigasi, pihaknya menemukan dugaan tindak pidana korupsi yang terjadi pada proses seleksi perekrutan PPPK di Sumut, termasuk di Madina, Labuhanbatu, yang jelas telah merusak mental bangsa dan negara.
"Daerah tersebut diduga tidak menjalankan perekrutan PPPK dengan jujur dan adil. Praktik korupsi, nepotisme diduga dijalankan dalam proses rekrutmen yang menyangkut masa depan dan hajar hidup orang banyak,” kata Wira
Hal senada juga disampaikan Ketua Badko HMI Sumut Abdul Rahman. Dikatakannya, perekrutan yang dilakukan panitia seleksi yang tidak berkompeten, dan berintegritas. Akibatnya, banyak calon PPPK yang tidak lulus, dan untuk dinyatakan lulus, perlu ada ’uang pelicin’.
Menurut mahasiswa peristiwa ini, merupakan sebuah kemunduran dalam 10 tahun terakhir dan para koruptor di daerah memanfaatkan momentum itu untuk meraup keuntungan.
Perekrutan dan pungki ini dilakukan masa masa menjelang oesta demikrasi kami mensinyakir jangan jangan dana dana ini juga disalah gunakan hntuk perhelatan pesta demikrasi yang sedang berlangsung. Karenanya, mereka meminta Kapoldasu untuk memanggil dan memeriksa penangungjawaban rekrutmen yang ada di Madina, Labuhanbatu, dan Batubara.
Mereka juga selain meminta pengusutan tuntas dugaan kecurangan tersebut, juga agar Poldasu tidak tebang pilih dalam melakukan proses hukum, mulai dari penyelidikan hingga penyidikan, sehingga kecurangan yang diusut bukan sekedar yang viral di media sosial.
Juga meminta Poldasu secara khusus memeriksa kabupaten kota lainnya yang ada disumatera utara yang juga patut diduga terjadi pungutan liar hanya saja belum terekspos.
Sebelumnya, mahasiswa Cipayung Plus menggelar aksi di Markas Kepolisian Daerah Sumut (Mapoldasu) Jalan Sisingamangaraja, Kamis (1/2/2024). Aksi itu diikuti langsung para pimpinan kelompok Cipayung Plus antara lain Wira Putra, Abdul Rahman, Ketua PKC PMII Sumut, Ketua HIMMAH Sumut dan Komda PMKRI Sumut Ceperianus Gea. Secara bergantian para pimpinan mahasiswa itu menyampaikan orasinya
Aksi yang berjalan tertib ini tidak mendapat respon dari Kapoldasu, sehingga para mahasiswa sangat kecewa. Setelah cukup lama berorasi, peserta aksi hanya dipertemukan dengan para perwira. Namun tidak membuahkan hasil, karena mahasiswa tetap ingin bertemu Kapoldasu atau Wakapolda.
Mereka berjanji akan mengambil sikap, terkait aksi lanjutan yang akan mereka lakukan. Usai menyampaikan pernyataan sikap, peserta aksi meninggalkan Mapoldasu dengan tertib.