Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kondisi geopolitik dunia menyebabkan gangguan distribusi pangan di sejumlah negara. Krisis pangan pun menjadi momok menakutkan bagi seluruh negara di dunia.
Melihat kondisi tersebut, apakah Indonesia sudah mengalami krisis pangan dunia?
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan Indonesia telah mengalami salah satu dampak krisis pangan dunia, yakni terkait harga beras yang meningkat. Meskipun krisis pangan yang dialami Indonesia tidak sampai dengan kondisi keterbatasan pasokan.
"Sekarang kan sudah kena (krisis pangan). Contoh di harga Itu sudah kena, salah satu bentuknya. Jadi, kita tergantung bicara crisis by what definition. Krisis yang dipakai oleh badan-badan internasional itu, ada level 1, level 2, level 3. Level 1 itu agak, ketersediaan ada tetapi tidak selancar. Kalau level 3 itu, sudah mikir besok makan apa nggak ya," kata Bayu dalam wawancara khusus dengan detikcom, dikutip Selasa (13/2/2024).
Tingginya harga beras juga telah terjadi di negara lainnya. Bayu mencontohkan dengan harga beras impor dari beberapa negara seperti Vietnam hingga Thailand juga telah meningkat.
"Dampak yang terasa di kita yang paling utama adalah harga, itu yang jelas-jelas tadi sudah juga dengan beberapa contoh, beras tadinya US$ 530, US$ 535, menjadi US$ 630, US$ 640, itu kenaikan yang sangat-sangat signifikan, terasa sekali," ucapnya.
Dampak lainnya adalah soal kondisi iklim dunia yang juga terasa di Indonesia. Kondisi iklim ini di Indonesia mempengaruhi produksi pangan, salah satunya beras.
"Nah terus juga yang terjadi (terkait) krisis pangan bukan hanya yang paling terasa sekali, bukan hanya politik, tapi El Nino, produksi yang turun," jelas dia.
Krisis pangan berdampak ke Indonesia juga terkait dengan mahalnya pupuk dunia hingga menyebabkan, biaya produksi pertanian juga melonjak. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi harga pangan di tingkat konsumen.
"Terus krisis pangan yang tidak langsung karena konflik geopolitik adalah pupuk yang mahal sekali. Itu juga, jadi sudah kalau menurut saya sih kita sudah karena dampaknya sudah merasakan dampak krisis pangan," pungkasnya.(dtf)