Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Tokoh kesehatan yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) USU, Prof Dr dr Ridha Dharmajaya SpBS (K), mencoba menerangkan perihal kanker kayudara kepada kaum ibu.
Menurut Prof Ridha, yang juga insiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) itu, jika kanker payudara tak hanya mengancam kaum ibu tua, namun juga kaum ibu muda bahkan anak SMA.
"Kanker payudara itu hubungannya dengan hormonal. Jadi semakin ibu punya anak menyusui, kecendrungan ibu kena kanker payudara lebih kecil," kata Prof Ridha di Medan, Selasa (12/3/2024).
Bahkan, sebut Prof Ridha, sekarang anak SMA pun banyak yang kena. "Itu ada pemeriksaan namanya Sadari, periksa payudara sendiri mau sakit atau gak sakit, ibu periksa ke dokter. Kalau keluar dari puting susunya air periksakan ke dokter karena kalau lebih cepat ditangani hasilnya akan lebih baik," ungkap Prof Ridha.
Kapan periksanya?, lanjut Prof Ridha, yakni satu bulan setiap pekan jika masih haid. "Bagaimana kalau tidak haid lagi gimana? Ibu ambil satu tanggal, maka setiap tanggal tersebut setiap bulan ibu periksakan. Kalau teraba benjolan, kalaupun tidak sakit harus ibu periksa," sebut Prof Ridha.
Ia juga menjelaskan bagaimana cara mencegah kanker payudara, di antaranya dengan rajin mengonsumsi makanan yang sehat, dan menghindari makanan yang bahan bakunya dari hasil suntikan.
"Suntik ke ayamnya itu tinggi maka hormon anak-anak kita juga jadi naik dan beresiko kena kanker payudara," ujar Guru Besar Prof Ridha.
Sebelumnya Prof Ridha menyebutkan jika kanker payudara merupakan kasus terbesar di dunia dan tingkat kesembuhan terhadapnya juga cukup tinggi yakni di angka 75%.
Sementara di Indonesia pengidap kanker payudara menjadi kasus tertinggi dunia. Namun, justru tingkat kematiannya yang lebih tinggi dengan persentase mencapai 75 persen.
"Padahal, potensi kesembuhan pada kanker payudara cukup tinggi apabila terdeteksi sejak dini. Dengan kata lain, semakin awal diketahui dan ditangani, maka semakin besar pula kemungkinan untuk sembuh," pungkasnya.