Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perusahaan-perusahaan raksasa di Jepang setuju menaikkan upah sebesar 5,28% pada 2024. Angka itu merupakan yang terbesar dalam 33 tahun terakhir.
Kenaikan yang lebih besar dari perkiraan ini terjadi ketika Bank Sentral Jepang (BoJ) diprediksi mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya selama delapan tahun. Para pejabat BOJ telah menekankan bahwa waktu untuk melakukan perubahan akan bergantung pada hasil negosiasi upah tahun ini.
Para pemangku kebijakan berharap kenaikan upah akan meningkatkan belanja rumah tangga dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Apalagi akhir tahun lalu Jepang nyaris mengalami resesi.
"Kami memperkirakan kenaikan upah tahun ini bisa mencapai 5,3%. Jika hal itu terwujud, upah riil akan berubah positif pada April-Juni 2024," kata Moe Nakahama, ekonom di Itochu Economic Research Institute, dikutip dari Reuters, Sabtu (16/3/2024).
Sementara itu, kelompok serikat pekerja Rengo yang beranggotakan 7 juta pekerja sebelumnya menuntut kenaikan gaji di atas 3%. Lalu analis memperkirakan kenaikan upah di atas 4% yang merupakan angka tertinggi dalam tiga dekade. Tahun lalu upah di Jepang naik sebesar 3,6%.
Pimpinan Rengo, Tomoko Yoshino menyebut meningkatnya ketimpangan pendapatan, inflasi dan krisis tenaga kerja sebagai faktor di balik kenaikan upah sebesar itu. Ia menambahkan para pekerja paruh waktu juga akan mengalami kenaikan gaji 6% di tahun ini.
Pemerintah berharap kebijakan ini akan berdampak pada perusahaan-perusahaan skala kecil dan menengah, yang mencakup 99,7% dari seluruh perusahaan di Jepang. Lalu berdampak juga ke sekitar 70% angkatan kerja yang ada di negara tersebut.
Tapi perusahaan skala kecil di Jepang kemungkinan akan menaikkan upah lebih rendah dibandingkan perusahaan-perusahaan besar. Diskusi upah untuk perusahaan skala kecil diperkirakan rampung akhir bulan ini.(dtf)