Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyebutkan pemerintah akan mengimpor beras dari Kamboja 22.500 ton. Importasi ini untuk keperluan cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Perum Bulog.
"(Impor beras) Dari Kamboja 22.500 (ton)," kata Arief di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, dikutip Selasa (19/3/2024).
Arief menyebutkan saat ini stok CBP pengadaannya hanya dari luar negeri karena Perum Bulog belum bisa melalukan penyerapan untuk CBP dari dalam negeri. "Kita mengutamakan produksi dalam negeri, cuma untuk Bulog ketersediaan hari ini memang pengadaan dari luar negeri," lanjut Arief.
Arief menyebut akan ada panen pada Maret dan April, sehingga Bulog dapat menyerap beras dalam negeri. Seiring dengan adanya panen raya, Arief meyakini harga gabah dan beras akan turun.
"Kita ini justru siapkan panen Maret-April ini. Harga gabah ini terkoreksi secara nasional menjadi Rp 6.700 kan, kalau harga gabah terkoreksi otomatis harga beras itu akan terkoreksi juga. Dengan catatan produksi tetap sesuai dengan perencanaan," terangnya.
Sebagai informasi, pemerintah menetapkan kuota impor beras tahun ini 3,6 juta ton. Kuota pertama dikeluarkan 2 juta ton yang telah mendapatkan izin impor, sementara tambahan 1,6 juta ton belum mendapatkan izin impor.
Perum Bulog sebagai BUMN pangan yang mendapatkan tugas pengadaan CBP telah merealisasikan impor kuota tahun ini 500 ribu ton. Terbaru telah melalukan kontrak 300 ribu ton impor beras dari Thailand dan Pakistan.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) dalam data Survei Kerangka Sampel Area (KSA), tercatat akan ada panen 3,5 juta ton pada Maret 2024. Angka ini lebih dari kebutuhan konsumsi masyarakat dalam sebulan 2,5 juta ton.
BPS juga menyebut secara total potensi produksi Januari-April 2024 sebanyak 10,71 juta ton beras. Namun angka itu menurun dari tahun lalu 12,98 juta ton. Persentase penurunannya cukup signifikan yakni 17,52% atau 2,28 juta ton.(dtf)