Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Otoritas Thailand memerintahkan pengawasan ketat terhadap peternakan setelah wabah antraks terjadi di negara tetangganya, Laos. Di Laos, lebih dari 50 kasus antraks yang diduga terjadi pada manusia telah dilaporkan.
Antraks, yang menyebar melalui bakteri di dalam tanah, umumnya menginfeksi hewan ternak dan hewan liar, namun dalam beberapa kasus dapat menginfeksi manusia dan mematikan.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin telah memerintahkan para pejabat untuk memantau penyakit ini dengan cermat dan "melindungi masyarakat".
Manusia dapat tertular jika menghirup spora, memakan makanan yang terkontaminasi, atau menyentuh bakteri pada kulit yang rusak, misalnya saat memegang hewan yang sakit.
Laos telah melaporkan 65 kasus diduga antraks, termasuk 54 kasus di provinsi Champasak, Laos selatan yang berbatasan dengan Thailand.
Pernyataan pemerintah Thailand merujuk pada 54 kasus yang dilaporkan bulan ini.
"PM telah memerintahkan menteri kesehatan masyarakat untuk melakukan pengawasan ketat, terutama di dekat perbatasan," kata juru bicara Chai Watcharong dalam pernyataannya, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Kamis (28/3/2024).
Hal ini juga mendorong individu untuk memberi tahu pihak berwenang jika mereka melihat adanya kelainan pada hewan.
"Jika sapi atau kerbau Anda mati secara mencurigakan, harap lapor pihak berwenang," kata pernyataan itu.
Pemerintah Thailand juga mendorong mereka yang pernah melakukan kontak dengan "hewan yang sakit" untuk segera menemui dokter.
Thailand tidak memiliki laporan kasus antraks pada manusia sejak tahun 2001.
Jumlah terbanyak yang pernah dilaporkan dalam satu tahun adalah 102 kasus, pada tahun 1995, menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat. dtc