Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Generasi Pemuda Muslim Indonesia (GPMI) Sumatera Utara mengharapkan kepemimpinan di Provinsi Sumut lima tahun ke depan, diharapkan tetap dilanjutkan Edy Rahmayadi.
Sosok Edy Rahmayadi, Jenderal Bintang Tiga dengan jabatan terakhir Pangkostrad, yang juga Gubernur Sumut 2018-2023 tersebut, diyakini mewujudkan masyarakat Sumut yang sejahtera dan bermartabat.
Dukungan itu ditegaskan Ketua DPP GPMI Abu Hasan Al Azhary, di Taman Buah Edukasi Cakra, di Desa Pamah, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Minggu (30/6/2024).
Adapun kehadiran Ketua DPP GPMI Abu Hasan Al Azhary di kediaman Edy Rahmayadi itu untuk melantik kepengurusan DPD GPMI Sumut.
Dukungan kepada Edy Rahmayadi, yang juga didapuk sebagai Penasihat GPMI itu, kata Abdul Hasan Al Azhary, bukan sekedar narasi saja. Bahkan dukungan itu akan terus dibawa dalam doa.
Dikatakan Abu Hasan Al Ashari mengatakan, Provinsi Sumut membutuhkan sosok pemimimpin seperti Edy Rahmayadi. Bukan saja karena karakternya yang tegas dan kepribadiannya yang baik, tapi juga Edy Rahmayadi, sangat taat beribadah.
"Ada ungkapan mengatakan 'agama rakyat adalah agama pemimpinnya'. Artinya, kalau agama pemimpinnya baik, maka agama rakyatnya juga akan baik," katanya.
Abu Hasan, juga mengklarifikasi tentang pelantikan pengurus GPMI Sumut yang dilaksanakan di komplek rumah pribadi Edy Rahmayadi. Katanya, tidak ada kaitannya dengan 'tahun politik'.
Tetapi karena mantan Pangkostrad itu sangat mendukung GPMI. "Terimasih pak Edy Rahmayadi, yang telah memfasilitasi kegiatan hari ini. Kami juga akan mendukung yang mendukung GPMI," ujarnya.
Tentang program kerja GPMI, disebutkan Abu Hasan, hanya dua saja. Yakni, mendidik masyarakat melaksanakan Fardhu Kipayah dan menciptakan Dai Preneur (Dai Berbisnis). "Kedua program inilah yang akan utama dilakukan GPMI Sumut dan GPMI kabupaten/kota nantinya," tambahnya.
Dikatakan Abu Hasan, hal yang sangat miris terjadi sekarang ini, dimana masih sangat banyak masyarakat yang belum mengerti melaksanakan fardhu kipayah.
Lewat pelatihan yang akan digelar GPMI di seluruh kabupaten/kota nantinya, diharapkan akan semakin banyak anak-anak muda, yang dapat melakukan fardhu kipayah. "Paling tidak, mereka mengerti dan mampu memandikan serta men-salatkan jenazah orangtuannya," katanya.
Sedangkan program dai berbisnis, kata Abu Hasan, adalah untuk melatih para dai berbisnis, sehingga tidak lagi mengharapkan dari honor, bila mereka diundang ceramah.
Kata Abu Hasan, pengalaman menunjukkan, banyak sekali dai yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya, saat pandemi Covid-19 berlangsung. Dimana saat itu, tidak ada lagi kegiatan ceramah agama dilamukan. Ke depan, GPMI merasa, perlu membuat program, agar para dai juga memiliki usaha, agar dapat mandiri secara ekonomi.