Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medan Bisnis - Banda Aceh. Kepala Perum Bulog Divisi Regional Aceh, Fatah Yasim mengatakan, siap bersinergi dengan pemerintah Aceh dalam mendorong dan mempertahankan ketahanan pangan di provinsi itu.
“Kami siap berkontribusi dengan Pemerintah Aceh untuk meningkatan ketahanan pangan,”ujar Fatah Yasin, Jumat (7/7/2017) di Banda Aceh.
Ia menjelaskan, Bulog akan memberikan kontribusi ke Aceh dengan mempertahankan harga gabah di tingkat petani. “Tapi selama ini di Aceh harga gabah jauh lebih tinggi di atas harga Inpres yang telah ditetapkan yakni 3.700 per kilogram,” jelasnya.
Fatah mengatakan petani akan mendapatkan harga gabah lebih tinggi dari pada harga pemerintah.
Dia juga menambahakan, kalau harga gabah ditingkat petani turun dibawah harga inpres, maka pemerintah melalui Bulog harus membeli gabah tersebut dengan harga yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut, Fatah Yasin menambahkan, provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu surplus gabah yakni mencapai 2,5 juta ton pada tahun 2016 yang masing-masing untuk konsumsi masyarakat Aceh sebanyak 1,2 juta ton dan 1,3 juta ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat provinsi lain.
“Artinya, produksi yang ada saat ini sudah surplus dan ada sebanyak 1,3 juta ton untuk provinsi lain,”jelas Kepala Bulog Aceh itu.
Dengan surplus gabah itu, sebut Fatah Yasin, kesejahteraan petani di Provinsi paling ujung barat Indonesia itu akan semakin meningkat.
“Kami siap bersinergi dengan pemerintah daerah dalam upaya peningkatan dan juga untuk menampung gabah milik petani di Aceh,” paparnya.
Dikatakannya, salah satu indikator keberhasilan program ketahanan pangan di Aceh adalah saban akhir dan awal tahun harga beras di Aceh tetap stabil.
Padahal, tambah Kepala Bulog ini, di provinsi-provinsi lain di Indonesia kerapkali terjadi gejolak. “Namun, di Provinsi ini harga beras tetap stabil. Kita harapkan produksi padi Aceh terus meningkat untuk menjaga ketahanan pangan, sehingga Aceh menjadi daerah penyangga Pangan di Indonesia,” pungkasnya. (dedi irawan)