Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Medan. Sebanyak 3.415 calon mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara (USU) yang lulus dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) telah melakukan tes urine dan tes kejiwaan di Rumah Sakit (RS) USU.
Dari 3.415 calon mahasiswa terdiri dari Fakultas Pertanian 356 mahasiswa, Teknik 534 mahasiswa, Farmasi 105 mahasiswa, Keperawatan 65 mahasiswa, Kesehatan masyarakat 134 mahasiswa, MIPA 248 mahasiswa, Ilkom IT 134 mahasiswa, Kehutanan 98 mahasiswa, Kedokteran 119 mahasiswa, Kedokteran gigi 114 mahasiswa, Ekonomi bisnis 272 mahasiswa, ISIP 381 mahasiswa, Psikologi 104 mahasiswa, Fakuktas Ilmu Budaya 480 mahasiswa, serta Hukum 271 mahasiswa.
"Kita telah melakukan tes urin dan tes kejiwaan kepada calon mahasiswa USU. Mekanismenya calon mahasiswa ini datang dan mendaftar, kemudian kita tes urin dan wawancara. Alhamdulillah, tidak ditemukan indikasi narkoba, hanya terlihat dari cairan urinnya banyak yang mengonsumsi obat-obatan. Dan paling banyak pengonsumsi obat flu," papar Humas RS USU Muhammad Zeinizen kepada sejumlah wartawan saat ditemui di RS USU, Jalan Dr Mansyur Medan, Selasa (18/7/2017).
Dari tes urin, lanjutnya, apapun yang dikonsumsi akan terlihat. Ginjal yang bersih dan ginjal yang terkontaminasi obat-obatan atau minuman, baik minuman energi atau sejenisnya akan terlihat. Bahkan perokok juga bisa terlihat.
Dikatakannya, tes urine dilaksanakan pada 11-17 Juli 2017. Akan menyusul calon mahasiswa baru yang lulus ujian jalur Mandiri. "Kalau calon mahasiswa untuk jalur Mandiri, akan dilaksanakan tes, setelah pengumuman kelulusan pada 20 Juli 2017. Kita tinggal menunggu perintah dari pihak rektorat USU," ujarnya.
Ia menyebutkan, untuk tes urine dan tes kejiwaan dikenai biaya Rp 130.000 per orang, dan ini termasuk murah, karena sudah include. Tes kejiwaan, dilakukan oleh dokter spesialis kejiwaan, dengan melalui proses wawancara.
Selain itu, tim penguji juga menanyakan kepada para calon mahasiswa yang mengikuti tes, apakah program studi (Prodi) yang mereka pilih sesuai dengan minat mereka atau adanya paksaan dari pihak lain atau orangtua. Dari sini akan terlihat, sisi emosional yang terkait dengan kejiwaan.
"Dari tingkah laku sudah bisa terlihat. Tahun lalu pernah terjadi terhadap calon mahasiswi baru. Ia mengonsumsi obat memperlancar haid. Namun obat tersebut tergolong keras dan berasal dari Malaysia. Ia malu mengakuinya. Akhirnya karena didesak, ia pun mengatakannya. Dan tidak ada masalah, asal bisa memberitahukan jenis obatnya. Namun si anak tersebut di tes ulang dan diminta membawa obatnya. Serta diminta membawa orang tuanya," ungkapnya.
Karena itu, kata Zein, sebelum mengikuti tes, calon mahasiswa harus mengisi data sebenar-benarnya. Jika sedang mengonsumsi obat harus melapor atau dicantumkan, agar tidak ada lagi pertanyaan terlalu mendetail.
Meski begitu, pihaknya mengedukasi calon mahasiswi tersebut, agar tidak malu mengakuinya. "Alhamdulillah, sampai saat ini tes nya berjalan lancar, meski ada yang protes, karena proses tes nya memakan waktu yang cukup lama," tukasnya. (dewi syahruni lubis)