Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pengembangan gas di Lapangan Jambaran-Tiung Biru menemui titik terang. PLN dan Pertamina sudah mencapai kata sepakat soal harga gas dari Jambaran-Tiung Biru. Dengan adanya kesepakatan tersebut, PT Pertamina EP Cepu sebagai operator bisa segera mengembangan Lapangan Jambaran-Tiung Biru.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengungkapkan PLN setuju membeli gas dari Jambaran-Tiung Biru dengan harga US$ 7,6/MMBTU.
"PLN, Exxon, dan Pertamina sudah selesai, sepakat, PLN akan beli gas di situ dengan harga US$ 7,6/MMBTU," kata Jonan, dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (1/8/2017).
Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, mengungkapkan kesepakatan harga gas Jambaran-Tiung Biru akan diumumkan secara resmi dalam waktu dekat. "Nanti kita umumkan bersama soal gas Jambaran-Tiung Biru, secepatnya," kata Arcandra.
Kementerian ESDM berupaya mendorong efisiensi capital expenditure (capex) di Lapangan Jambaran-Tiung Biru agar harga gasnya terjangkau. Menurut Arcandra, masih ada peluang untuk efisiensi.
"Tugas kita pemerintah mengkaji biaya capex-nya, apakah bisa diturunkan. Peluangnya untuk turun ada," ujarnya.
Lapangan Jambaran-Tiung Biru dijadwalkan mulai onstream pada 2020. Rencananya, produksi gas dari lapangan ini mencapai 172 MMSCFD. Pengembangan lapangan ini terkendala oleh harga keekonomian gas yang tinggi, sehingga kesulitan mendapatkan pembeli gas.
Awalnya Pertamina menawarkan gas Jambaran-Tiung Biru dengan harga US$ 7/MMBTU kepada PLN. Tapi harga itu belum termasuk biaya pengangkutan sampai ke pembangkit listrik PLN di Gresik.
Diperkirakan harganya menjadi US$ 8/MMBTU sampai di pembangkit PLN. Sedangkan PLN ingin harganya US$ 7/MMBTU sampai di pembangkit. Maka Pertamina dan PLN bernegosiasi mencari harga yang pas.
PLN berencana mengambil gas Jambaran-Tiung Biru untuk PLTGU Jawa-3 di Gresik yang berkapasitas 500 megawatt (MW). Gas dari Blok Cepu ini juga dijadikan alternatif bagi PLTGU Tambak Lorok apabila pasokan dari Lapangan Kepodang habis.
Penambahan Produksi Minyak Lapangan Banyu Urip Dikaji
Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) pekan lalu, Jonan sempat melakukan pertemuan dengan Senior Vice President (SVP) Exxon Mobil Corporation, Mark W Albers.
Jonan menyampaikan, ExxonMobil Cepu Limited (ECML) diharapkan mampu meningkatkan produksi lapangan Banyu Urip hingga 300.000 barel minyak per hari (bph) dari semula sekitar 200.000 bph.
Tapi peningkatan produksi itu akan dikaji dulu, apakah fasilitas produksi yang ada sekarang memungkinkan, jumlah cadangannya, dan sebagainya. Jangan sampai cadangan minyaknya jadi cepat habis terkuras.
"Kita kaji dulu. Fasilitas sekarang didesain sampai 200.000 bph. Harus kita lihat juga kalau kita ambil banyak sekarang apakah decline-nya jadi lebih cepat. Kecuali ada penemuan cadangan baru," ucap Arcandra. (dtf)