Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Seoul. Otoritas Korea Selatan (Korsel) menemukan sisa gas radioaktif xenon yang dikonfirmasi berasal dari uji coba nuklir Korea Utara (Korut) awal bulan ini. Namun Korsel tidak bisa memastikan apakah sisa gas radioaktif itu berasal dari bom hidrogen seperti diklaim Korut.
Korut menggelar uji coba nuklir keenam mereka pada 3 September lalu, dengan mengklaim melibatkan bom hidrogen. Bom hidrogen disebut memiliki kekuatan ledakan yang lebih dahsyat dibandingkan bom nuklir lainnya.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (13/9), sisa gas radioaktif ini ditemukan oleh alat pendeteksi xenon yang berbasis di darat dan diletakkan di bagian timur laut Korsel. Komisi Keamanan dan Keselamatan Nuklir Korsel menyatakan alat pendeteksi itu menemukan sisa-sisa isotop xenon-133 di sebanyak 9 lokasi berbeda.
Sedangkan perlengkapan pendeteksi portabel yang ada di pantai timur Korsel berhasil mendeteksi sisa isotop yang sama sebanyak empat kali.
"Sulit untuk mencari tahu seberapa kuat uji coba nuklir yang terjadi dengan jumlah xenon yang terdeteksi, tapi kami bisa memastikan bahwa xenon itu berasal dari Korea Utara," ujar Komisioner Eksekutif Komisi Keamanan dan Keselamatan Nuklir Korsel, Choi Jongbae, dalam konferensi pers.
Namun komisi itu tidak mampu mengkonfirmasi jenis uji coba nuklir yang dilakukan Korut, awal bulan ini.
Xenon merupakan jenis gas mulia tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Xenon dalam bentuk gas muncul secara alami dan biasa digunakan dalam produksi beberapa jenis lampu, seperti lampu sorot juga lampu berintensitas tinggi lainnya.
Namun gas xenon-133 yang terdeteksi oleh Korsel ini merupakan jenis isotop radioaktif yang tidak muncul secara alami dan pernah dikaitkan dengan uji coba nuklir Korut sebelumnya.
Otoritas Korsel menegaskan, sisa gas xenon yang terdeteksi ini tidak berdampak buruk pada lingkungan maupun populasi Korsel. (dtc)