Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pasca mundurnya Ngogesa sebagai calon wakil, nama Bupati Serdangbedagai Soekirman kemudian mencuat ke permukaan. Soekirman dinilai berpeluang menjadi calon wakil yang akan mendampingi Erry karena keduanya punya riwayat kebersamaan memimpin Sergai sebagai Bupati dan Wakil Bupati selama dua periode. Apalagi, Soekirman saat ini telah menjadi anggota Golkar dan berpeluang besar menjadi Ketua DPD Golkar Sergai pasca mundur dari Partai Amanat Nasional.
Pengamat politik Agus Suriadi menilai, di mata publik, Erry-Soekirman selama 10 tahun di Sergai berjalan dengan akur. Bahkan, keduanya kerap menjadi simbol keakuran kepala daerah dan wakilnya.
Di satu sisi, kata Agus, Sumut punya riwayat ketidakharmonisan antara gubernur dan wakilnya setidaknya sejak masa Gubernur Syamsul Arifin dan Wakilnya Gatot Pujo Nugroho. Riwayat ketidakharmonisan ini kemudian berlanjut saat Gatot menjadi Gubernur dan Erry sebagai Wakil. Seperti diketahui, Syamsul dan Gatot adalah dua gubernur terakhir yang masuk penjara.
"Kalau kemudian merujuk sejarah 10 tahun Erry-Seekirman, orang lihat mereka berdua akur. Kondusivitas Sumut itu harus seperti itu, dibutuhkan pimpinan yang memang akur membangun Sumut," kata Agus.
Waktu 10 tahun menurut Agus bukanlah waktu yang singkat. Ada banyak kejadian yang menunjukkan ketidakharmonisan kepala daerah dan wakilnya meski usia kepemimpinan baru seumur jagung.
Selain faktor keharmonisan, Erry dinilai Agus tidak akan merugi bila memilih Soekirman menjadi calon wakil. Soekirman adalah seorang Jawa. Dan populasi suku Jawa di Sumut sangat besar yakni hampir mencapai 40 persen.
"Tentunya Erry akan diuntungkan disini. Orang Jawa akan memilih pemimpin yang merepresentasikan dirinya," paparnya.
Sebagai inkamben, posisi Erry memang diatasi angin. Sehingga pasti akan ikut menentukan dalam hal memilih wakil. Sinyalemen ini dikuatkan dengan pernyataan Ketua Bappilu DPP Golkar Wilayah Aceh- Sumut, Andi Sinulingga. Andi meminta agar Tengku Erry tetap memilih calon wakil gubernur pengganti Ngogesa Sitepu dari partai Golkar.
"Kita serahkan Tengku Erry untuk memilih pendampingnya dari Partai Golkar," ungkapnya.
Ia kemudian menegaskan harapan agar calon yang dipilih Erry tidak berasal dari parpol lain. "Insya Allah tidak, kalau memang begitu akan ada proses insternal," jelasnya.