Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Generasi milenial diprediksi akan sulit memiliki rumah atau terancam jadi 'gelandangan' dalam beberapa tahun ke depan. Isu ini ditanggapi serius oleh pemerintah.
Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengatakan, perilaku milenial yang cenderung boros, sementara kenaikan harga rumah tiap tahun makin tinggi membuat pemerintah sempat lupa akan isu ini. Ia pun mengapresiasi munculnya isu tersebut ke permukaan.
"Itu menarik sekali, bahwa ada isu, suatu saat generasi milenial kita akan berkeliaran enggak punya rumah. Isu itu bagus dan membangkitkan kesadaran kita. Kita mungkin lupa. Jadi itu perlu dipikirkan itu," katanya dalam jumpa pers di Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (5/12/2017).
Dengan kondisi itu, pemerintah berpikir solusi yang cocok untuk penyediaan rumah bagi generasi milenial tersebut adalah lewat hunian rumah susun sederhana sewa atau rusunawa. Hal itu menyesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan generasi ini untuk membeli rumah di tengah situasi penyediaan lahan dan harga lahan yang makin tinggi.
"Milenial kan hidupnya sudah biasa hidup di kafe. Jadi enggak perlu rumah sebesar rumah yang landed. Kayaknya cocoknya itu rusunawa karena rumahnya murah. Tapi kayaknya enggak cocok kalau itu nanti disebut rusunawa. Tapi lebih ke apartemen sewa," ujar dia.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pengembang-pengembang mendirikan kota-kota mandiri yang menyediakan lahan penyediaan hunian yang besar namun tetap memperhatikan konsep hunian berimbang.
"Kita dorong minimal 10 kota besar seperti Maja. Penguasaan tanah skala besar itu jadi kunci. Tapi aturan hunian berimbang diterapkan. Karena apartemen sewa jadi jawaban untuk milenial kita," pungkasnya. (dtc)