Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Tel Aviv. Israel menutup perlintasan perbatasannya dengan Gaza, usai rentetan serangan roket yang terjadi hampir setiap hari, dari wilayah yang dikuasai Hamas itu. Serangan roket dari Gaza mulai marak usai Amerika Serikat (AS) mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pesawat-pesawat tempur Israel menggempur tiga fasilitas milik Hamas di Gaza pada Kamis (14/12) dini hari waktu setempat, setelah roket-roket ditembakkan ke wilayahnya. Israel selalu menganggap Hamas bertanggung jawab atas semua serangan yang berasal dari wilayah Gaza.
Gempuran Israel itu menargetkan kamp-kamp pelatihan dan gudang persenjataan Hamas. Gempuran itu merupakan balasan atas tiga roket yang ditembakkan dari Gaza. Dua roket di antaranya berhasil dicegat oleh sistem antirudal Israel, Iron Dome. Tidak ada korban luka akibat serangan ini.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (14/12/2107), militer Israel menyatakan perlintasan perbatasan Kerem Shalom akan ditutup sejak Kamis (14/12) waktu setempat. Perlintasan itu terdiri dari jalur utama untuk barang-barang yang akan masuk ke wilayah Jalur Gaza dan jalur pejalan kaki Erez.
Tidak disebutkan lebih lanjut hingga kapan penutupan akan dilakukan. "Merujuk pada situasi keamanan dan sejalan dengan penilaian keamanan," sebut militer Israel soal alasan yang mendasari penutupan perlintasan perbatasan itu.
Sedikitnya ada 15 roket yang ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel sebelah selatan, sejak Presiden AS Donald Trump mengakui secara resmi Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember lalu. Roket-roket dari Gaza itu tidak memicu kerusakan maupun korban jiwa.
Namun serangan balasan yang dilakukan Israel ke Gaza sejauh ini dilaporkan menewaskan dua anggota Hamas. Dua warga Palestina lainnya tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel di perbatasan Gaza-Israel, pekan lalu.
Dalam pernyataan terpisah, salah satu menteri kabinet Israel, Tzachi Hanegbi menyatakan, meskipun bukan Hamas yang melancarkan serangan roket itu, mereka diminta untuk mengendalikan militan-militan dari 'kelompok terpisah' atau Hamas yang akan berhadapan dengan militer Israel. (dtc)