Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Setelah menjalani perawatan selama sekitar 8 bulan Rumah Sakit (RS) Adam Malik Medan, bayi kembar siam Sahira-Fahira akhirnya di izinkan kembali pulang kerumahnya.
Direktur pelayanan medik RSUPHAM, dr Mardianto mengatakan, sekalipun keduanya sudah dipulangkan, namun tim dokter yang telah dibentuk tetap akan berlanjut untuk menangani bila ada bayi kembar siam yang masuk ke rumah sakit ini kembali.
"Hari ini Sahira Fahira kembali kerumahnya karena kondisinya sudah sehat," katanya kepada wartawan, Kamis (21/12/2017).
Disinggung mengenai biaya kedua bayi kembar siam, Mardianto mengatakan, bahwa semua perobatannya ditanggung pemerintah melalui rumah sakit. "Yang penting komitmen kami tetap memberikan pelayanan yang terbaik. Kami tetap menyediakan obat-obatan yang masih dibutuhkan kedua bayi, terutama Sahira yang juga dilakukan operasi penutupan jantungnya yang bocor," ujarnya.
Akan tetapi Mardianto berharap, agar Pemerintahan Kabupaten Asahan juga dapat memberi perhatian kepada kedua bayi ini, khususnya untuk menindaklanjuti penanganannya setelah kepulangan dari rumah sakit.
Sementara itu dokter penanggungjawab ruangan dr Tiangsa Sembiring, SpA(K) menyampaikan, selama sekitar 3 minggu diruangan PICU dan dikamar VIP, perkembangan tubuh kedua bayi cepat. Fahira berat badannya 6,5 kg, sudah bisa berdiri, lompat lompat, begitupun Sahira berat badannya 4,5 jadi 5 kg.
"Sahira baru bisa telungkup dan berbalik. Ini karena kelainan jantungnya. Tapi, akan berangsur baik," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, untuk asupan nutrisi kedua bayi hanya diberi bubur tim dan susu standard bukannya ASI. "Karena saat masuk ke rumah sakit langsung dirawat di ruang Neonatal Intensif Care Unit (NICU). Kita beri susu formula untuk mengejar tumbuh kembangnya. Satu hari keduanya menghabiskan satu lusin susu," ujarnya.
Sekretaris tim dokter bayi kembar siamn dr Rizky Ardiansyah mengatakan, Sahira masih mengkonsumsi obat-obatan karena masih adanya masalah di saluran jantungnya. "Jantungnya yang bocor belum bisa ditutup sempurna takut pengaruh ke paru parunya. Sisa jantung yang bocor, tetap kita pantau menunggu berat badannya 8 kg baru akan ditutup," katanya.
Dijelaskannya, penutupan dilakukan tanpa operasi yaitu melalui kateterisasi. Bahkan, rumah sakit sudah melakukan kateterisasi terhadap 150 kasus. "Setidaknya pasca satu tahun pemisahanan dilakukan penutupan, sampai tekanan parunya turun dengan baik," katanya.
Sedangkan obat yang diberikan kepada Sahira untuk menurunkan tekanan paru yang tinggi. Namun, Rizky mengatakan, obatnya 1 tablet cukup mahal yang disediakan rumah sakit dan tidak dicover BPJS.
Kedua orangtua bayi Kadarusman Margolang (43) dan Agustina br Samosir (36) mengucapkan terimakasih kepada RSUPHAM yang telah berhasil memisahkan kedua anak mereka. Selanjutnya untuk sementara, sebelum kembali ke Asahan, mereka akan tinggal di Marelan di rumah kerabat Kadarusman.