Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Hadir di peringatan hari lahir ke-45 PDI Perjuangan di Kantor DPD PDIP Sumut di Jalan Djamin Ginting di kawasan Padang Bulan Medan, Rabu (10/1/2018), Djarot Saiful Hidayat tampil bersama pasangannya Sihar Sitorus. Oleh koalisi PDIP dan Partai Persatuan Pembangunan keduanya dicalonkan menjadi Gubernur Sumatera dan Wakil pada Pilkada Sumut 27 Juni 2018.
Mewakili DPP, Djarot berpidato menyambut HUT PDIP. Dengan penuh semangat dan emosi yang terkendali mantan Walikota Blitar dua periode tersebut menuturkan sejarah kelahiran PDIP yang bercikal bakal dari Partai Nasional Indonesia. PNI didirikan Soekarno guna mengorganisir gerakan rakyat ketika itu.
Kata Djarot, PDIP sedari awal ingin melahirkan pemimpin yang peduli dan memahami keluh kesah rakyat. Bukan memunculkan penguasa yang tahunya hanya dilayani. Semua kader PDIP didorong untuk menjadi pemimpin.
Terkait pencalonannya sebagai Gubernur Sumut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan hal itu bisa dilakukan siapa saja sepanjang tidak melanggar konstitusi. Sebab Sumut merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari NKRI.
"Saya adalah putra Indonesia. Saya berhak mengabdi di bagian manapun di Indonesia," kata Djarot yang kemudian disambut teriakan riuh ratusan kader PDIP.
Lebih jauh dia mengatakan bahwa dirinya bukan orang asing. Karena hidupnya selalu berpindah Djarot selalu bingung menjelaskan berasal dari daerah mana. Yang pasti dia merupakan kelahiran Magelang.
Terhadap situasi pembangunan dan pelayanan di Sumut yang sering diplesetkan dengan ungkapan "Semua Urusan Memakai Uang Tuani, Djarot mengaku merasa sedih. Seharusnya semua urusan pelayanan terhadap rakyat mudah dan transparan. Itu sebabnya bersama Sihar dia bertekad menjadikan Sumut bersih dan sehat di masa depan.
"Saya dan Sihar merasa merasa bangga dan sangat terhormat diberi kepercayaan oleh Ibu Mega bersama-sama dengan rakyat membangun Sumatera Utara," tegas Djarot.