Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis-Jakarta
Baru-baru ini pemerintah memutuskan untuk impor beras 500.000 ton. Impor dilakukan guna menahan harga beras dan mengurangi risiko kekurangan pasokan.
Nah, para pedagang menanggapi hal ini dengan respons yang positif. Namun dengan syarat. Apa itu?
Salah satu pedagang beras di Pasar Pondok Labu, Adi mengatakan bahwa dirinya setuju bila pemerintah melakukan impor beras. Namun dengan syarat, impor tersebut bisa menurunkan harga beras.
"Ya bagus. Tapi kalau impor tersebut bisa menurunkan harga beras. Kalau malah nggak ya nyusahin ya," kata Adi ditemui di lapaknya, Jakarta, Sabtu (13/1).
Adi juga menilai, dampak impor beras pada penurunan harga akan membutuhkan beberapa waktu. Namun ia tidak merinci waktu yang dimaksud.
"Tapi palingan baru nanti bisa mengurangi harga berasnya. Ya kira-kira tapi memang bisa lah mengurangi," sambungnya.
Sedangkan pedagang lainnya, Agam mengatakan bahwa pada dasarnya ia mendukung impor beras bila dapat menurunkan harga. Namun saat ini ia menilai beras impor tersebut tidak menyentuh pedagang eceran seperti dirinya.
Pasalnya, menurut Adi beras impor hanya dipasok pada pedagang di Pasar Induk dan agen besar. Sehingga beras tersebut masih dijual mahal ke pedagang eceran.
"Ya bagus tapi tergantung impornya. Impornya nggak masuk ke pedagang eceran. Karena kadang-kadang impor masuk ke Induk dan masih dijual mahal. Jadi pedagang di sini nggak ngerasain," ungkapnya.
Lantas, ia berharap beras impor bisa menyentuh pedagang eceran. Hal ini dilakukan dengan meminta pemerintah memantau penjualan beras impor di Pasar Induk.
"Harapannya ya bisa ke kita juga. Jadi harus dipantau di agennya sono di Induk kadang-kadang kan nggak dijualin juga," ungkapnya.(dtf)