Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Idrus Marham sempat mengatakan akan tetap datang ke persidangan Setya Novanto di kasus korupsi e-KTP meski sudah menjabat sebagai Menteri Sosial. Dia mengatakan hal itu sebagai wujud empati kepada kerabat.
"Saya diajari sejak kecil, di kampung, saya jadi pemuda masjid, bahwa jika ada sahabat kita, saudara kita kena musibah, kena masalah, justru harus kita datang," kata Idrus saat diwawancarai di kantornya, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).
"Kalau ada orang kena masalah, kena musibah datang. Semua agama juga mengajarkan begitu," sambungnya.
Namun, Idrus sempat tak datang sehari setelah dilantik sebagai Mensos. Meski demikian, dia mengatakan istrinya tetap datang mewakili dirinya ke persidangan Novanto.
Dia mengatakan setelah menjadi Mensos, kesehariannya telah penuh dengan agenda. Dia mengatakan hal tersebut tak menjadi masalah.
"Dan karena itu, kalau saya tidak datang, saya minta istri saya datang. Kan beberapa kali istri saya datang," ucap Idrus.
Dia prihatin dengan sikap politisi yang terkesan menjauh setelah Novanto menjalani proses hukum. Padahal, kata Idrus, ketika Novanto masih menjabat sebagai Ketum Golkar maupun Ketua DPR banyak orang yang bertemu dan berkomunikasi dengan dia.
"Tapi yang ingin saya katakan, sebagai politisi, saya tidak suka orang kalau hanya melakukan komunikasi ketika menjabat saja," tuturnya.
"Bang Nov, Pak Nov dulu, begitu jadi ketua umum, 6 bulan, 7 bulan pertama dari pagi ke pagi banyak tamu ke rumahnya. Banyak orang datang. Tapi begitu mulai disebut ada masalah, mulai perlahan hilang. Saya berpandangan, ini tradisi yang tak bagus. Cara hidup yang tak bagus," ungkap Idrus yang menjabat Sekjen Golkar saat Novanto menjabat Ketum Golkar. dtc