Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Indonesia saat ini sedang memasuki era digitalisasi dari berbagai sektor. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan perubahan ini mengawali revolusi 4.0.
Menurut dia, perkembangan inovasi otomasi dengan terciptanya super-computer, robot, artificial intelegence dan modifikasi genetik menciptakan dunia yang sangat berbeda dari dunia yang sebelumnya.
"Dunia yang sebelumnya kita kenal, termasuk perubahan dan pergeseran jenis tenaga kerja," kata Sri Mulyani dalam orasi ilmiah di Balairung UI, Depok, Sabtu (3/2).
Dia menjelaskan, studi dari McKinsey pada 2016, menyebutkan dampak dari digital technology menuju revolusi industri 4.0 menyampaikan bahwa dalam lima tahun ke depan sebesar 52,6 juta jenis pekerjaan akan digantikan oleh mesin.
"Hal tersebut mengikuti global tren di mana 60% pekerjaan akan mengadopsi sistem otomatisasi dan 30% akan menggunakan mesin berteknologi digital," ujar dia.
Sri Mulyani menambahkan, teknologi digital akan menciptakan 3,7 juta pekerjaan baru dalam 7 tahun mendatang dan mayoritas berada pada sektor jasa. Pergerseran yang cukup mencolok dari sektor manufaktur ke sektor jasa ini memunculkan tantangan tersendiri bagi Indonesia.
"Skills adalah tantangan terbesar yang harus kita hadapi dan kita mitigasi dengan tepat," tegas dia.
Kemudian di sektor manufaktur padat karya dia memahami sebagian besar dari pekerjaannya adalah low skilled labour, sedangkan sektor jasa yang tumbuh seiring dengan perkembangan teknologi digital ini membutuhkan pekerja middle higher skilled.
Selain itu, revolusi industri ini memunculkan ekonomi berbasis teknologi yang lebih dikenal sebagai ekonomi digital. Dalam era digital saat ini, potensi Indonesia untuk berpengaruh lebih besar di dunia sangat besar.
Menurut Sri Mulyani, dengan lebih dari 85 juta jumlah penduduk yang telah terhubung jaringan internet, banyaknya jumlah generasi milenial dan kelas menengah, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam e-commerce dan pengembangan ekonomi digital.
Berbagai inovasi digital economy telah lahir dan terus berkembang, antara lain Tokopedia, BukaLapak, Go-Jek, Ruang Guru dan berbagai start up yang terus tumbuh mengatasi masalah yang ada di masyarakat secara digital.
"Tapi ekosistem ekonomi Indonesia relatif masih kecil dibandingkan potensi keseluruhan ekonomi nasional. Banyak yang harus dilakukan, misalnya meningkatkan akses internet ke pelosok negeri dan membuka banyak akses untuk masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah memahami betapa pentingnya pengembangan perekonomian digital bagi masa depan Indonesia, sehingga pemerintah terus bekerja memberikan dukungan munculnya inovasi dan pengembangan teknologi untuk mengoptimalkan potensi Indonesia.
"Indonesia dapat meraih potensi digitalnya dengan melakukan ekspansi triple access, yakni ke pasar dan orang, akses modal dan akses talent," tambah dia. (dtf)