Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Keuntungan perdana yang diraup oleh Twitter disebut bukan karena kebetulan semata, dan bisa terus terjadi dalam beberapa waktu mendatang.
Twitter resmi mengumumkan bahwa mereka berhasil mendapatkan keuntungan bersih sebesar USD 91,1 juta (Rp 1,2 triliun) selama periode tiga bulan terakhir di 2017. Kontras dengan nasib mereka sebelumnya yang selalu merugi.
Chief Financial Office Twitter, Ned Segal, mengatakan bahwa China menjadi salah satu negara penyumbang iklan terbesar, sekaligus membantu menumbuhkan pendapatan mereka dari luar Amerika Serikat sebesar 17%.
Keberhasilan ini juga tidak lepas dari keputusan media sosial tersebut untuk meraih lebih banyak antusiasme dari user, seperti meningkatkan batas maksimum tiap cuitan menjadi 280, yang sebelumnya hanya 140. Hal itu secara tak langsung menumbuhkan jumlah pengguna aktif hariannya sebesar 12% dalam periode tersebut.
Tidak hanya user harian, jumlah pengguna aktif tiap bulannya pun juga secara perlahan tumbuh sebesar 4% sejak kuartal IV 2016 menjadi 330 juta. Kurang signifikannya pertumbuhan tersebut diakui oleh Twitter dikarenakan usaha mereka dalam membersihkan akun palsu (bot) yang memunculkan spam.
"Para pemasang iklan menginginkan semua mata tertuju pada kontennya, jadi semua tindakan yang bisa dilakukan Twitter dalam memaksimalkan jumlah pengguna untuk mengakses platform ini setiap harinya pada jangka waktu yang tepat berbuntut pada ROI (return of investment) yang lebih baik," ujar Erna Alfred Liousas, analis dari Forrester Research.
Pihak Twitter mengatakan bahwa pendapatan yang mereka capai sangat terbantu oleh penggunaan data untuk mengarahkan iklan yang lebih relevan dengan masing-masing akun.
Hal tersebut pun berhasil menumbuhkan jumlah klik user untuk mengunjungi situs pemasang iklan yang spesifik (clickthrough rate), yang otomatis juga menambah page view mereka.
Media sosial tersebut juga menyebutkan bahwa meningkatnya iklan berbentuk video yang masuk ke platform mereka, yang didukung dengan desain baru dari format iklan mereka, turut membantu menumbuhkan pendapatannya.
"Mereka berhasil menunjukkan kicauan yang relevan kepada tiap pengguna pada waktu yang tepat. Hal tersebut tidak hanya mengarahkan user untuk menggunakan Twitter lebih sering lagi, tapi juga menarik lebih banyak pengiklan untuk bisa berada di platform ini," kata Richard Greenfield, analis dari BTIG Research.
Ia pun memperkirakan bahwa pertumbuhan Twitter dapat berlangsung hingga beberapa tahun mendatang, seperti dIkutip dari Reuters, Jumat (9/2).
Total pendapatan Twitter mencapai USD 732 juta, mengalahkan prediksi dari Wall Street sebesar USD 686,1, sebagaimana disebutkan oleh Thomson Reuters. Angka tersebut terdiri dari pendapatan melalui iklan yang mencapai lebih dari USD 644 juta, atau tumbuh 1% dibanding Kuartal IV 2016.
Sedangkan pemasukan di luar iklan, seperti lisensi data, menyentuh angka USD 87 juta. Nilai tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 10% dibanding tiga bulan terakhir pada 2016.
Twitter pun optimis untuk mencatatkan keuntungan dalam satu kalender penuh tahun ini, dengan memenuhi standar GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) yang dibuat oleh Securities and Exchange Commission (SEC).
Untuk itu, menurut James Cakmak dari Monness, Crespi, Hardt & Co, Twitter perlu menarik lebih banyak pengguna baru agar dapat mencapai pendapatan yang ditargetkan sepanjang 2018 ini. (dtn)