Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tarutung. Pasar tradisional di Pekan Tarutung, Ibukota Tapanuli Utara (Taput), Rabu (14/2/2018), sepi. Para pedagang terlihat sangat santai, sebab tidak ramai pembeli yang dilayani.
Aktivitas di Pekan Tarutung sudah tradisi, yakni hari Rabu dan Sabtu. Pada umumnya hari Sabtu, pekan itu lebih ramai.
Sebab, masyarakat akan turun gunung dari Desa dan Dusun dari penjuru Kecamatan Tarutung, pun dari Desa dan Dusun Kecamatan tetangga.
Kemudian, suasana bertambah ramai, karena pedagang yang berniaga dan berbaur di pekan itu, ada pedagang dari Kabupaten tetangga, misalnya pedagang dari Balige Kabupaten Tobasamosir dan Kabupaten lainnya, tentunya, embrio Kabupaten Tapanuli Utara.
Salah seorang pedagang bahan pokok di Pekan Tarutung Boru Siahaan (51) menuturkan, minat beli masyarakat beberapa tahun terakhir di daerah itu sudah mulai berkurang.
"Beberapa tahun terakhir, minat beli masyarakat berkurang. Bapak lihat saja kondisi pekan ini sangat sepi. Kondisi ini, tidak menutup kemungkinan pedagang gulung tikar," ungkap Boru Siahaan ke Medanbisnisdaily.com, Rabu (14/2/2018), di Pekan Tarutung.
Hal senada diutarakan pedagang rengge-rengge/sayur-mayur, Boru Purba (48), minta beli masyarakat rendah. Ini dipengaruhi oleh daya beli masyarakat beberapa tahun terakhir semakin lemah.
"Sudah sangat jarang, jualan kami habis terjual. Kalau sayurannya misalnya tersisa, terkadang ditinggal saja. Sebab, menambah pengeluaran, yakni beban ongkos barang," keluh Boru Purba.