Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Malang. Penyebab kematian purnawirawan Kombes Agus Samad (75) belum diketahui. Keluarga berharap tabir kematian alumni Akpol 1970 ini segera terungkap.
"Kalau ini memang takdir mau gimana lagi, kehendak Yang Kuasa. Tetapi kalau diduga ada sebab lain, semoga terungkap," ujar Sofyan, adik kandung Kombes Samad berbincang dengan detikcom di rumah duka, Selasa (27/2/2018).
Sofyan adalah anak kedelapan dari 13 bersaudara. Dia selama ini bertugas mengelola usaha warung makan milik Kombes Samad di Negara, Bali. "Saya terakhir komunikasi lewat telepon, tanggal 12 Februari lalu. Saat itu saya mau pulang ke Bukittinggi, saya ajak abang pulang juga, tapi tak mau hanya titip salam untuk keluarga di kampung halaman," ceritanya.
Sofyan mengenal kakak kandungnya sebagai sosok pendiam, berwibawa dan baik hati. Selama belasan tahun dirinya dipercaya mengelola usaha makan (restoran) di Bali.
Dia sendiri tak yakin kakak kandungnya mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Tetapi, jika dibunuh, kenapa pelaku tega sekejam itu. "Kalau itu (bunuh diri) seperti tidak mungkin, tapi belum tahulah jelasnya biar polisi mengungkapnya," terangnya.
Dikatakan, saat ditemukan meninggal, merupakan hari ke-13 Kombes Samad berada di rumah seorang diri. Karena istrinya, Suhartatik menjaga restoran di Bali. "Itu hari ke-13, Ibu ke Bali ganti saya," tegasnya.
Lantas bagaimana korban, memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Diakui dia, selama ini, kerapkali datang adalah anak dari putra sulungnya Timur Dikman (40), yang tinggal di Kota Malang. "Cucu sering ke sini, anak dari putra yang pertama," katanya.
Ditanya apakah korban memiliki persoalan dengan orang lain, Sofyan menjawab, setahu dia itu tidak ada. "Jika ada persoalan pasti cerita, kalau andai ada dengan istri atau keluarga, kami (keluarga Agus Samad) tak ikut campur," bebernya.
Menurut keterangan yang diperoleh detikcom, Suhartatik, istri korban tengah dimintai keterangannya oleh polisi. Sudah ada enam saksi dipanggil untuk dibutuhkan keterangannya, termasuk istri korban. "Saksi ada enam sudah kita mintai keterangan. Sampai kini fifty-fifty kemungkinan bunuh diri atau dibunuh," tegas Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Ambuka Yudha terpisah.Petakziah baik dari kerabat maupun kolega terus berdatangan ke rumah korban hingga Selasa sore. (dtc)