Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Blora. Sehari setelah insiden perusakan kantor NU Blora, pihak kepolisian resor Blora mengadakan pertemuan dengan jajaran Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Blora. Pertemuan itu untuk mensinergikan hubungan antar umat beragama, sekaligus silaturahmi agar kondusifitas di Blora tetap terjaga.
Kapolres Blora AKBP Saptono, usai pertemuan dengan FKUB mengatakan masyarakat hendaknya percaya dengan profesionalitas kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut. Ia pun berharap agar insiden perusakan kantor NU Blora tidak mengganggu stabilitas keamanan di Blora.
"Intinya kita menjaga kondusifitas di wilayah Blora secara khusus. Kita dari kepolisian menangani kasus secara profesional, kita berharap seperti yang disampaikan ketua PCNU Blora, agar tetap menjaga soliditas seluruh elemen masyarakat di Blora," paparnya, Selasa (6/3/18) sore.
Ia menyebutkan, tim dari kepolisian masih terus melakukan pengembangan penyidikan atas kasus perusakantersebut. Terlebih, pelaku perusakan melakukan sendirian dengan kondisi yang tidak etis.
"Kalau motif apa yang mendasari tindakan pelaku, kami tidak bisa sampaikan. Yang jelas saat ini pelaku sedang diperiksa di RSUD Grobogan terkait kejiwaannya," imbuhnya.
Menurut Saptono menilai keseharian pelaku Mufid justru tergolong normal. Pelaku sehari-hari bekerja di sebuah pabrik gula di Blora.
"Keseharian pelaku, dia bekerja di pabrik gula. Soal kejiwaannya, kami belum bisa menyimpulkan, kita masih mengumpulkan fakta-fakta di lapangan," kata Kapolres.
Sementara itu, Ketua FKUB Blora, Ishad Shofawi mengatakan, selama ini komunikasi antar umat beragama di Blora senantiasa terjalin dengan baik. Ia pun tak menyangka bisa terjadi insiden perusakan yang dilakukan oleh warga Blora sendiri yakni Mufid (22) warga Dusun Greneng, Tunjungan.
"Kami selama ini dengan antar organisasi keagamaan di Blora aman-aman saja. Kita selama ini kan merapat dengan Pemerintah,koordinasi istilahnya, kita hanya berharap polisi bisa bertugas sebaik mungkin," paparnya.
Ia menduga ada upaya-upaya khusus yang dilakukan pelaku untuk mengganggu keamanan di Blora. Ia menilai, ada sesuatu di balik kasus perusakan kantor NU Blora ini.
"Kemungkinan-kemungkinan begitu. Lha mungkin itu kan bisa drop-dropan dari luar kan bisa. Meskipun dia orang Blora, tapi kan medsos ini bisa dari mana saja," jelasnya.
Ia menilai, pelaku sejatinya memiliki karakter yang tertutup. Namun, justru sifat tertutupnya itu diindikasikan dimanfaatkan oleh oknum tertentu.
"Itu kan anaknya tertutup. Tertutup itu kan satu alur saja, siapa yang mau masuk kesitu. Kalau anaknya gaul kan gak, kemana saja bisa nyaring. Kalau itu kan dia tidak bisa nyaring, jadilah seperti itu. Nah, siapa yang memberi," pungkas Ishad. (dtc)