Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, jumlah penderita penyakit ginjal di Sumatera Utara (Sumut) terus meningkat. Hal ini dapat terlihat dari selalu membludaknya antrian pasien yang hendak melakukan cuci darah.
Bapak ginjal Sumatera Utara (Sumut) Prof Harun Rasyid Lubis menyebutkan, di Sumut sendiri, ada 60 fasilitas layanan dan di Medan ada 26 fasilitas untuk melakukan cuci darah itu. Tempat tersebut, sebutnya selalu penuh, sehingga saat ini ada permintaan penambahan 4 fasilitas cuci darah lagi di Kota Medan.
"RS Pirngadi mempunyai 36 mesin. Setiap bulannya penuh terus, dengan melayani seribuan pasien dalam sebulan," ungkapnya kepada wartawan saat memperingati hari ginjal sedunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan, Kamis (15/3/2018).
Namun Harun menjelaskan, persentase tren utama pemicu penyakit ginjal di Sumut ini, 61% dikarenakan oleh hipertensi (darah tinggi). Selanjutnya diabetes 20%, serta lainnya adalah akibat terlalu banyak mengonsumsi obat.
"Pada perempuan, kasusnya ada 12% dan laki-laki 14%. Karenanya penyakit ginjal ini harus diwaspadai, sebab selain menyerang orang dewasa juga bisa menyerang usia muda bahkan bayi. Tapi untuk bayi kerusakan ginjal biasanya terjadi sejak dari kandungan," jelasnya.
Karenanya Harun menyarankan, bagi penderita hipertensi dan diabetes agar selalu rutin memakan obat secara teratur dan olahraga. Begitupun, ujar dia, juga secara berkala melakukan kontrol ke dokter.
"Jangan sampai fungsi ginjal itu mencapai 20%, karena disitu kita sudah harus berhati-hati. Sebab bila sudah sampai dibawah 10% fungsinya, maka cuci darah tidak bisa terhindarkan lagi," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD dr Pirngadi Medan, dr Suryadi Panjaitan menyebutkan melalui peringatan hari ginjal sedunia ini, pihaknya berharap dapat mensosialisasikan kepada masyarakat supaya jangan sampai terkena. Hal itu kata dia, terutama bagi penderita hipertensi dan diabetes.
"Untuk itu, kalau penderita hipertensi dan diabetes sebisa mungkin agar makan obat teratur, diet dan juga berolahraga. Karena penyakit itu tidak akan bisa sembuh, melainkan cuma bisa diatur guna mencegah ginjalnya sampai bermasalah," sebutnya.
Kesadaran ini lanjut dia, kiranya dapat mulai dibangun sejak anak-anak dengan menerapkan pola hidup yang sehat. Karena menurut dia, bila hanya dilakukan pada orang dewasa dan remaja saja, pencegahan itu dinilainya akan terlambat.
"Sekarang ini banyak yang gemar makan fast food (makanan cepat saji). Untuk itu kesadaran ini juga harus dimulai sejak masih anak-anak," tandasnya.