Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sebuah penelitian pada air kemasan mengandung mikroplastik baru-baru ini telah dilakukan oleh ilmuwan yang berbasis di State University of New York di Fredonia bersama jurnalisme Orb Media. Dari situ disebutkan, sebanyak 90%air kemasan yang dijual bebas di 9 negara, termasuk Indonesia terdapat partikel plastik dalam produknya.
Menanggapi ini, Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Medan, Yulius Sacramento Tarigan mengatakan, pihaknya menghargai hasil penelitian yang telah dilakukan itu. Namun, kata dia, penelitian tersebut harus dapat dikaji lagi secara komprehensif.
"Terutama mengenai dampaknya harus dikaji juga secara komprehensif," ungkapnya kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (22/3/2018).
Karena, jelas Sacramento, mikroplastik itu sebetulnya adalah hal yang umum. Secara ilmiah, mikroplastik ini kata dia, disebut sebagai polimer.
"Namun, tidak semua polimer itu tingkat risikonya berbahaya. Ada juga polimer yang diperbolehkan," jelasnya.
Akan tetapi, tutur Sacramento, bila pun pada air kemasan di dapati mikroplastik, hal itu dipastikan akibat faktor kemasannya. Untuk itu, penelitian yang komprehensif tersebut harus dilakukan pada pabrik kemasannya secara langsung.
"Kalau di sini memang belum ada ditemukan air kemasan yang mengandung mikroplastik. Tapi akan selalu kita tinjau, karena ini secara kan nasional," ujarnya.
Sebab, sambung Sacramento, tidak tertutup kemungkinan dari tempat lain kondisinya akan berbeda. Meski demikian imbuh dia, vonis tidak bisa dilakukan begitu saja.
"Jadi harus dilihat analisis ilmiahnya. Karena misalnya internasional memperbolehkan, kita tidak bisa menghukum begitu saja, harus ada alasan yang jelas," pungkasnya.