Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - New York. Pemerintah Rusia mengancam Amerika Serikat akan adanya reaksi parah, jika negara tersebut menyerang Suriah atas tudingan melakukan serangan senjata kimia. Rusia menegaskan bahwa tak ada serangan kimia yang terjadi di Suriah.
"Tak ada serangan senjata kimia," tegas Duta Besar (Dubes) Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia dalam sidang Dewan Keamanan PBB yang digelar di New York pada Senin (9/4) waktu setempat.
Sidang darurat DK PBB tersebut digelar untuk membahas serangan senjata kimia di distrik Douma, Suriah pada Sabtu (7/4) lalu yang dilaporkan menewaskan puluhan orang termasuk perempuan dan anak-anak. Negara-negara Barat menuding rezim Presiden Bashar al-Assad sebagai dalang serangan di daerah kantong terakhir pemberontak di wilayah Ghouta Timur tersebut.
Ditegaskannya, para penyelidik dari badan pengawas senjata kimia global harus secepatnya pergi ke Suriah untuk menyelidiki tuduhan terkait serangan tersebut.
"Unit militer, radiologi, biologi, kimia kami berada di lokasi dengan dugaan insiden kimia tersebut dan mengonfirmasi bahwa tak ada bahan-bahan kimia yang ditemukan di lapangan. Tak ada jasad-jasad yang ditemukan. Tak ada orang-orang yang keracunan di rumah sakit," tutur Nebenzia seperti dilansir Press TV, Selasa (10/4).
"Para dokter di Douma membantah ada orang-orang yang datang ke rumah sakit yang mengklaim bahwa mereka mengalami serangan kimia," imbuhnya.
"Jadi yang kami katakan adalah -- kami meminta OPCW (Organisasi Pelarangan Senjata Kimia) yang dirjennya secara langsung mengatakan bahwa mereka siap untuk pergi ke Douma, agar melakukannya segera dan melihat sendiri apa yang terjadi di lapangan," tandas diplomat Rusia tersebut.
Sebelumnya, pemerintah Suriah juga membantah keras tuduhan menggunakan senjata kimia dalam serangan di Douma. Disebutkan Damaskus, kelompok teroris bernama Jaish al-Islam Takfiri yang dominan di Douma, sengaja mengulang tuduhan tersebut. (dtc)