Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-New York. Bergabungnya Indonesia dengan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) bukan yang pertama kali. Ini merupakan kali keempat Indonesia menjadi anggota dewan keamanan badan perdamaian dunia yang berperan aktif menjaga keamanan dunia.
Seperti dikutip dari situs Kemlu.go.id, Sabtu (9/6), tercatat Indonesia sebelumnya pernah tiga kali menjadi anggota tidak tetap DK PBB, yakni periode tahun 1974-1975, tahun 1995-1996 dan tahun 2007-2008. Dua kali di era Presiden Suharto dan satu kali pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Semasa menjadi anggota tidak tetap DK PBB sebelumnya, sebut Kemlu, Indonesia memainkan peranan sebagai suara penengah dan sebagai jembatan dan pembentuk konsensus di antara para anggota Dewan Keamanan PBB dan lebih luas di antara negara anggota PBB.
Terpilih menjadi anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia fokus memperjuangkan isu perdamaian Timur Tengah. Diketahui juga bahwa pada periode kedua, Wakil Tetap RI untuk PBB saat itu, Nugroho Wisnumurti sempat dua kali menjadi Presiden DK PBB.
Saat kembali terpilih menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk ketiga kali pada tahun 2007-2008, Indonesia meraih dukungan 158 suara dari total 192 negara anggota yang memiliki hak pilih.
Dengan kembali terpilih untuk periode 2019-2020, maka Indonesia akan empat kali menjadi anggota tidak tetap DK PBB. Periode keempat akan dimulai 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2020 mendatang.
Bergabungnya Indonesia dengan DK PBB untuk periode keempat ini, menjadi momen pertama yang dicapai di bawah Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, seorang Menlu wanita RI. Tiga periode sebelumnya dicapai di bawah Menlu Adam Malik, Ali Alatas, dan Hassan Wirajuda.
Ada empat fokus yang ditetapkan Indonesia pada periode keempat ini, yakni memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global, menguatkan sinergitas antar negara-negara dengan DK PBB dalam menjaga perdamaian, mendorong terbentuknya global comprehensive approach untuk memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme, lalu mendorong kemitraan global untuk mencapai perdamaian dunia.
Selain keempat fokus tersebut, isu Palestina juga akan menjadi perhatian Indonesia.
Selain Indonesia, ada empat negara lainnya yang juga terpilih menjadi anggota tidak tetap DK PBB, yakni Jerman, Belgia, Afrika Selatan dan Republik Dominika. Belgia dan Jerman sudah lima kali menjadi anggota tidak tetap DK PBB, sedangkan Afrika Selatan sudah kali dan Republik Dominika baru satu kali.
Dari lima negara itu, hanya Indonesia yang memiliki pesaing, yakni Maladewa yang sama-sama masuk wilayah Asia-Pasifik. Dalam voting pada Majelis Umum PBB, Indonesia didukung 144 suara dari total 190 suara. Sedangkan Maladewa hanya didukung 46 suara. (dtc)