Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com – Tebingtinggi. Salah satu keluarga korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba di Kota Tebingtinggi, tepatnya di Jalan Pemuda Pejuang, Kelurahan Pasar Gambir Kota Tebingtinggi berharap jasad Ramli Simbolon (57) dan anaknya, Piter Simbolon (23) bisa ditemukan, meskipun kondisinya selamat ataupun sudah meninggal dunia.
“Kami berharap jasad bapak kami bisa ditemukan, walaupun kondisi sudah meninggal ataupun masih hidup, keluarga dirumah berharap besar kami bisa melihat mereka (Ramli Simbolon dan Piter Simbolon),” ujar menantu korban, Lambok Simanjuntak (40) di rumah korban, Kamis (21/6/2018).
Diungkapkan Lambok, istri dari mertuanya, Hotma br Sinaga terlihat terus meratapi kepergian suami dan anaknya yang tidak ada tanda firasat buruk sebelumnya, menurut Lambok, mertuanya ini pulang ke Samosir tepatnya di Kampung Simbolon, untuk memperbaiki rumah dan membangun tugu.
Awalnya kepergian mereka berencana tidak bersama anaknya (Piter), melainkan dengan tukang bangunan yang sengaja dibawa dari Kota Tebingtinggi, karena mereka menggunakan dua sepeda motor, akhirnya Peter pun ikut bapaknya dan menjadi korban KM Sinar Bangun di Danau Toba.
Sedangkan tukang bangunan yang dibawa bernama Rusadi (52), diketahui warga Jalan Danau Singkarak, Kelurahan Lubuk Baru, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebingtinggi, korban ini juga turut hilang dan sampai saat ini jasadnya belum ditemukan, keluarga juga berharap, agar jasad bapak tiga orang anak ini bisa dipulangkan ke rumah.
“Keluarga korban (Rusmadi), berharap kami bisa membantunya, mewakili keluarga, kami selalu melakukan koordinasi kepada keluarga yang menunggu informasi di Tiga Ras, Kabupaten Simalungun,” kata Lambok.
Diceritakan Lambok, mertuanya ini merupakan orang yang ulet bekerja, walaupun masih bertugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Bappeda, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), mertuanya ini juga berjualan sembako di Pasar Gambir, Kota Tebingtinggi. “Mertua kami ini sangat ulet dalam bekerja, sampai uang tabungannya disempatkan untuk membangun tugu di kampung halamannya di Samosir,” cerita Lambok.
Sedangkan anak keduanya, Piter Simbolon baru saja menyelesaikan wisuda dari Perguruan Tinggi Advent yang ada di Pematang Siantar, korban ini juga ikut berboncengan menggunakan sepeda motor bersama bapaknya, begitu juga tukang bangunan mengendarai sepeda motor sendiri.
“Sempat juga korban meng-sms istrinya, bahwa sore ini sudah berada diatas kapal, selanjutnya, mendapat kabar bahwa kapal KM Sinar Bangun dari Simanindo menuju Tiga Ras tenggelam, sejak kejadian itu, telepon seluler mereka berdua tidak dapat dihubungi,” ujarnya.
Lambok juga mengatakan bahwa mereka kecewa dengan pemerintah setempat Pemko Tebingtinggi, sebab tidak ada kepedulian Pemko Tebingtinggi melihat warganya ada yang menjadi korban KM Sinar Bangun di Danau Toba, karena sejak kemarin, ketika dirinya berada di Tiga Ras, perwakilan dari Pemko Tebingtinggi tidak ada di sana, sedangkan pemerintah daerah lain, sudah berada di lokasi kejadian ingin mencari informasi warganya yang menjadi korban KM Sinar Bangun.
“Kesal juga kita bang, tak ada perwakilan dari Pemerintah Kota Tebingtinggi disana,” terang Lambok Simanjuntak.