Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Yogyakarta. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar tradisi Tumplak Wajik. Tradisi Tumplak Wajik untuk mengawali prosesi pembuatan gunungan Gerebeg Besar Dal 1951 Jawa untuk memperingati hari raya Idul Adha, pada hari Rabu (22/8) mendatang.
Proses ini digelar di salah satu sudut Magangan, Keraton Yogyakarta, Minggu (19/8/2018).
Putri ke 3, Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Maduretno memimpin jalanya tradisi tumplak wajik. GKR Maduretno menuju ke Magangan bersama dengan para abdi dalem keraton. Selama pelaksanaan prosesi, dibunyikan gejlok lesung oleh abdi dalem kanca abang. Gejlok lesung dibunyikan sebagai simbol mengusir kejahatan agar tidak mengganggu pelaksanaan prosesi.
"Prosesi ini untuk pelaksanaan gerebeg besar nanti. Tradisi ini selalu dilaksanakan setiap akan gerebeg," kata GKR Maduretno di Magangan, Kraton, Yogyakarta.
Di Keraton Yogyakarta, tradisi gerebeg dilaksakan 3 kali dalam setahun. Yaitu saat Maulid Nabi atau gerebeg Mulud, Gerebeg Syawal/Idul Fitri dan Gerebeg Besar saat Idul Adha. Setiap akan dilaksanakan gerebeg itulah diadakan prosesi tumplak wajik.
Abdi Dalem Widyobudaya Kraton Yogyakarta, KRT Rinta Iswara mengatakan tumplak wajik dilaksakan H-3 menjelang grebeg dalam hitungan Jawa. Pada gerebeg besar yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus besok, Keraton Yogyakarta akan mengeluarkan 7 buah gunungan. 5 gunungan yaitu gunungan Lanang, gunungan Wadon, Gepak, Darat dan Pawuhan dibawa ke Masjid Gede. Kemudian 2 gunungan lainya dibawa ke Kadipaten Puro Pakualaman dan ke Kepatihan Yogyakarta.
Baca juga: Gunungan Keraton Yogyakarta, Tempo Dulu dan Kini
"5 itu yang reguler, kalau yang 2 itu tambahan," kata KRT Rinta Iswara di Magangan Kraton.
Pada prosesi tumplak wajik ini juga ada tradisi mengoleskan Bengle yang merupakan parutan empon-empon berwarna kuning. Bengle ini yang dinanti oleh warga yang melihat prosesi tumplak. Bengle yang digunakan untuk prosesi ini diyakini sebagian warga bisa menyembuhkan penyakit. (dtc)