Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Cibinong. Cawapres Sandiaga Uno menyebut perkembangan kabar pengakuan penganiayaan Ratna Sarumpaet merupakan ranah penegak hukum.
"Kalau yang di ranah apakah yang berkembang ini menjadi pembicaraaan itu betul-betul domainnya pihak berwenang. Jadi kami serahkan (ke pihak berwenang)," kata Sandiaga saat dimintai tanggapan di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/10/2018).
Sandiaga tak mau banyak menanggapi isu pengeroyokan Ratna Sarumpaet, termasuk soal fakta-fakta yang berhasil dikuak polisi. Menurut eks Wagub DKI Jakarta itu, jawaban benar atau tidak kabar pengakuan penganiayaan tersebut ada di Ratna Sarumpaet.
"Sebetulnya ada jawabannya ada di Mbak, Kak Ratna sendiri. Kak Ratna yang mengalaminya," terang Sandiaga.
Sebelumnya Sandiaga menyebut Ratna diancam agar tidak bercerita soal kondisinya. Tapi Sandiaga mengatakan informasi yang dia dapat perlu diverifikasi lebih lanjut.
"Ceritanya beliau (Ratna) dilakukan tindakan kekerasan. Beliau seorang emak-emak, seorang nenek diancam untuk tidak bercerita tentang keadaannya," kata Sandiaga di Mal Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (2/10).
Ada beberapa fakta temuan polisi yang berbeda dengan kabar yang beredar. Pertama, Ratna Sarumpaet menurut polisi berada di RS Bina Estetika, Menteng, Jakpus, pada Jumat (21/9), bukan berada di Bandung, yang disebut jadi lokasi penganiayaan.
"Fakta yang didapat, 21 September jam 5 sore sudah masuk di rumah sakit di Bina Estetika," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta dalam jumpa pers, Rabu (3/10).
Fakta kedua, polisi mengecek pernyataan yang dikutip media soal kegiatan internasional yang diikuti Ratna beberapa saat sebelum terjadinya penganiayaan.
Polisi memastikan tidak ada kegiatan internasional sebagaimana disebut pihak yang berbicara mengenai kondisi dan kejadian yang dialami Ratna Sarumpaet.
"Kalau tadi merujuk kepada pemberitaan Ibu Ratna Sarumpaet berada di Bandung pada tanggal 21 September bersama dua orang rekannya dari konferensi internasional dan sudah kami cek tidak ada konferensi internasional," sambung Nico.(dtc)