Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Dalan kurun beberapa minggu, publik digemparkan oleh beberapa kasus kekerasan seksual di Sulawesi Selatan (Sulsel). Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Dwia Aries Tina Pulubuhu menyebut ada banyak sebab sehingga hal itu terjadi, termasuk kurangnya edukasi seksual secara sosial.
"Sosiologi melihat kekerasan seksual banyak sebabnya. Ada sebab karena kelainan jiwa secara individual. Ada faktor lain seperti adanya kesempatan," kata Dwia Aria saat berbincang di Makassar, Senin (5/11/2018).
Dwia mengatakan, hal terpenting sebenarnya dalam pencegahan ini adalah soal pendidikan seksual secara sosial. Di mata orang Sulsel, pembicaraan soal seksual masuk dalam ranah tabu. Oleh karenanya, orang jarang terbuka soal hal ini kepada orang-orang terdekatnya.
Menurutnya, pendidikan seksual di ranah sosial sangatlah penting. Hal ini untuk mencegah adanya praktik-praktik kekerasan seksual yang mungkin akan muncul di masyarakat.
"Pendidikan seksual dianggap tidak penting. Padahal ini harus diajarkan pendidikan agar masyarakat bisa menjaga bersama-sama jika nantinya ada hal yang dianggap menjadi potensi terjadinya kekerasan seksual," terangnya.
Dia mencontohkan, seseorang berprilaksu seksual secara baik karena mendapatkan pengajaran dan pendidikan soal seksual. Oleh karenanya, pendidikan sosial soal seksual tidak hanya perlu untuk anak-anak sejak dini, tetapi juga untuk para orangtua.
"Semuanya harus mendapatkan pendidikan seperti untuk melindungi mereka dari para predator.
Ke depanya, wilayah pembicaraan Siri tentang seksualitas di mata orang Sulsel sudah harus mulai diubah. Artinya, lanjut Dwia adalah pembahasan pendidikan seksualitas bukanlah hal yang porno untuk dibicarakan.
"Kekerasan seksual terjadi kan juga karena adanya ketidaktahuan yang menyebabkan rendahnya pengawasan masyarakat," ujarnya. (dtc)