Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Sidoarjo - Pemkab Sidoarjo terus berupaya menyelesaikan proyek Jalan Lingkar Barat (JLB). Salah satunya dengan membangun overpass karena salah satu titik jalan yang melewati rel Kereta Api (KA) dan lahan milik pengembang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo, Ir H Sigit Setyawan menjelaskan, proyek JLB merupakan salah satu program prioritas yang masuk dalam Rancangan Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sidoarjo.
"Kami akan tuntaskan jalan ini karena salah satu program prioritas RPJMD," ujarnya kepada detikcom, Selasa (20/11/2018).
Namun menurut Sigit, saat ini pihaknya masih menunggu hasil survei dari Kementerian Perhubungan terkait rencana pembangunan overpass untuk JLB.
"Secara prinsip overpass sudah disetujui kementerian, tinggal dicek ke lapangan," beber mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Sidoarjo ini.
Overpass ini rencananya akan dibangun oleh pengembang yang lahannya dilewati oleh JLB. Tujuannya untuk menyambungkan JLB yang "terputus" oleh lahan pengembang, yaitu di antara Desa Sumokali dan Desa Sugihwaras, Kecamatan Candi.
Saat ini, di lahan yang bakal disambungkan dengan overpass ini juga telah dilakukan pengurukan, tepatnya di sisi utara Sumokali dan sisi selatan Sugihwaras.
Targetnya, overpass akan dibangun sesegera mungkin, yaitu di tahun 2019. "Kalau overpass sudah jadi, baru kita melakukan pengaspalan," tambahnya.
Untuk JLB titik Sumokali hingga Sugihwaras sendiri memiliki panjang sekitar 1,1 km dengan total panjang JLB sekitar 8 km.
Untuk sisi selatan, JLB akan tembus hingga bundaran Ketapang, Tanggulangin. Sedangkan di sisi utara akan tembus hingga kawasan jalan dekat Museum Mpu Tantular, Buduran. JLB ini juga melewati kawasan Perum Taman Pinang, bundaran GOR hingga Jalan Pagerwojo.
Proyek JLB dimulai dengan pembebasan lahan sejak tahun 2014. Pekerjaan JLB berlanjut hingga pengurukan badan jalan pada tahun 2017. Untuk pembebasan lahan, pemkab telah mengucurkan dana sekitar Rp 30 miliar dan untuk pengurukan badan jalan telah menyerap dana sekitar Rp 12 miliar.
Masih kata Sigit, jika JLB rampung, maka diharapkan bisa mengurangi kemacetan kawasan kota Sidoarjo. Kendaraan dari Porong yang hendak menuju Surabaya tidak perlu masuk kota dengan melewati Jalan KH Mukmin hingga Jalan Diponegoro. Kendaraan juga bisa melewati JLB dari arah Bundaran Ketapang dan keluar di kawasan Museum Mpu Tantular.
Selain itu, JLB ini nantinya diharapkan bisa menggeliatkan kawasan sekitarnya, termasuk meningkatkan ekonomi-sosial masyarakat yang dilalui JLB.
"Pembangunan infrastuktur jalan tentu saja berdampak pada munculnya kawasan ekonomi dan perdagangan serta sosial di sekitarnya," pungkasnya. dtc