Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Asosiasi Kayu Panel Indonesia (AKPINDO) mengeluhkan sulitnya mengajukan pinjaman ke perbankan. Padahal, pinjaman diperlukan untuk mengembangkan Hutan Tanaman Industri (HTI).
Menurut Ketua APKINDO Martinas pengembangan hutan mampu dibutuhkan untuk menjaga industri kayu lapis tetap berkelanjutan. Namun, pengembangan ini terkendala pembiayaan.
"Industri kayu lapis akan sustain dibutuhkan HTI. Apalagi pemgembangan di Indonesia ini 8-9 tahun tanam sudah bisa panen. Tapi nggak bisa berkembang karena pendanaan harus dari diri sendiri," jelas dia di dalam sambutan Munas APKINDO, Four Season Hotel, Jakarta, Senin (26/11/2018).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan saat ini pihaknya masih mendapatkan kesulitan untuk melakukan pinjaman ke perbankan. Hal itu berkaitan dengan syarat jaminan berupa hak atas tanah.
"Pihak perbankan nggak bisa kasih pinjaman karena harus ada hak atas tanah dan itu syarat dari OJK. Sedangkan HTI hanya berupa SKPHTI dari Menteri LHK yang mana berbeda dengan HGU yang diterbitkan oleh BPN," papar dia.
Maka dari itu, pihaknya meminta agar pemerintah mau mempermudah kebijakan dengan memberikan jaminan fidusia atau pengalihan hak kepemilikan atas tanaman HTI dan dilindungi dengan asuransi aset.
"Oleh karena itu kita minta ke Pak Perekonomian pada pebisnis kredit peminjaman bisa dijaminkan hutan tanaman sehingga industri bisa berjaya," ungkapnya.
Sementara itu, merespons hal ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan mendukung pertumbuhan industri kayu lapis. Ia pun berjanji untuk melakukan pembicaraan dengan OJK terkait persoalan itu.
"Itu kan soalnya bisa jadi agunan atau nggak konkret ya. Jadi itu soal kesepakatan sebenarnya, ya mari kita bikin kesepakatan dengan OJK sehingga bisa selesai dia," tutup dia. (dtf)