Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Wakil Ketua Umum Pusat Komunitas Sastra Indonesia (KSI), Idris Pasaribu, memprotes sikap panitia Muktamar Sastra yang dinilai pemberi harapan palsu (PHP). Pasalnya peserta yang lulus seleksi kegiatan itu tidak difasilitasi penuh sebagaimana informasi awal panitia.
Sebelumnya, Juhendri, salah seorang peserta dari Sumatra Utara (Sumut), menulis di grup Sastrawan Indonesia Asal Sumatra Utara, alasan ketidakberangkatannya. Panitia ternyata hanya bisa memberikan bantuan transportasi Rp 1 juta per orang. Padahal di flier yang disebarluaskan serta berbagai keterangan dari pihak panitia sendiri, peserta mandiri akan ditanggung transportasinya pulang-pergi (PP).
Psotingan itu pun diamini oleh peserta dari Sumut lainnya, Sartika.
Hal itulah yang mendorong Idris yang juga Redaktur Budaya di salah satu media ternama di Kota Medan angkat bicara. "Saya Wakil Ketua Umum KSI (Komunitas Sastra Indonesia) Pusat, menyatakan PROTES KERAS atas kejadian ini," tulisnya yang disebar ke grup media sosial, Senin (17/12/2018).
Ia berharap hal ini tidak terjadi lagi terutama diperlakukan terhadap orang yang berdomisili di luar Pulau Jawa. Ia berharap pengurus dan anggota KSI di seluruh Indonesia bisa mengerti.
Bila tidak ada perubahan, Muktamar Sastra sendiri akan berlangsung di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukarejo, Situbondo, Jawa Timur. Muktamar Sastra itu sendiri akan berlangsung 18-20 Desember 2018.
Sejumlah sastrawan yang berlatarbelakang pondok pesantren dikabarkan ikut dalam kegiatan itu. Antara lain, KH Mustofa Bisri, KH D Zawawi Imron, KH Ahmad Tohari, Emha Ainun Nadjib dan sebagainya.