Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Mantan manajer Perseba Super Bangkalan Imron Abdul Fatah melaporkan petinggi PSSI berinisial IB ke Satgas Antimafia Bola. Imron merasa tertipu karena diminta sejumlah uang agar timnya bisa menjadi tuan rumah dalam liga 8 besar Suratin Cup pada November 2019.
"Waktu delapan besar saya mau dibatalkan (sebagai tuan rumah), mau 'dibuang' (dipindah) ke Persib," kata Imron di Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Imron mengatakan bahwa pembatalan Perseba Super Bangkalan sebagai tuan rumah dalam laga tersebut diputuskan IB via telepon. Dalam percakapan via telepon itu, Imron diminta menyetorkan Rp 140 juta agar tuan rumah tidak jadi dipindahkan ke Persib Bandung.
Saat itu, IB menjabat sebagai Ketua Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI).
"Jadi saya ditelepon Pak IB 'ini (tuan rumah) harus pindah ke Persib', kemudian saya diminta telepon ke H," ungkapnya.
Imron pun kemudian menghubungi H. Menurut Imron, H saat itu menyarankan kepada Imron untuk segera mengirim kekurangan uang kepada IB.
"Karena saya sebelumnya sudah kirim, sisanya Rp 25 juta itu dikirim tanggal 9 November 2011," katanya.
Belakangan, Imron baru mengetahui bahwa untuk menjadi tuan rumah itu tidak perlu membayar. Imron pun merasa tertipu, sehingga ia melaporkan IB ke tim Satgas Antimafia Bola. Laporan Imron diterima Satgas Antimafia Bola pada Senin (7/1) malam.
Imron berharap, dengan adanya Satgas Antimafia Bola ini bisa memperbaiki persepakbolaan di Indonesia. Ia berharap Satgas Antimafia Bola ini bisa menangkap para mafia yang mengatur 'permainan' dalam sepakbola Indonesia.
"Ya alasannya gini, bola ini sekarang ini sudah (ada) Satgas Antimafia Bola. Ini kan harapan terakhir buat kita. Sudah nggak ada harapan lagi memperbaiki bola," tutur Imron. dtc