Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Diskusi "Pulas : Menggali Nilai-nilai Kepahlawanan Sisingamangaraja XII" yang berlangsung di Literacy Coffee, Jalan Jati II No 1 Teladan Timur, Kota Medan, Sabtu malam (16/2/2019) menyisakan pertanyaan reflektif : "Siapa musuh orang Batak sekarang? "
Bapak Bakkara, seorang Parbaringin (penganut aliran kepercayaan ajaran Sisingamangaraja) yang menjadi salah seorang narasumber diskusi, memberikan ilustrasi klasik tentang seseorang yang ingin mengubah negaranya, tapi lupa mengubah dirinya sendiri, sehingga menjelang mati, ia mendapati dirinya tidak melakukan apa-apa.
Ditambahkan Bapak Bakkara, semua yang terjadi sekarang ini karena sikap orang Batak yang rakus. Ingin menguasai, itulah sifat kolonial yang dilawan Sisingamangaraja XII di masa lalu. Selain itu, tidak ada lagi penghargaan atas nilai-nilai dan pengorbanan para pendahulunya.
"Contoh sederhana, lagu 'Aek Sibulbulon' yang jelas-jelas mengisahkan kepedihan perjuangan Sisingamangaraja XII bersama borunya si Boru Lopian di dalam hutan, sering dinyanyikan ogah-ogahan, joget-joget, ketawa-ketawa. Saya mohon, ada 139 parbaringin yang ikut berperang mendampingi Raja Sisingamangaraja XII di perjuangan terakhirnya di hutan Sindias Dairi, tak satu pun mereka yang selamat," katanya dengan suara tertahan.
Wilson Silaen dari Forum Sisingamangaraja XII pun menimpali, "Kita ke kita sekarang yang sedang berperang. Makna, hasangapon, hagabeon, hamoraon, yang dituding membuat orang Batak kerap memaksakan diri, sehingga melakukan apa saja," ujarnya.
Diskusi makin menarik ketika salah seorang peserta diskusi menanyakan ideologi seperti apa yang menandai idealnya orang Batak. Menjawab itu, John Robert, dari Forum Sisingamangaraja XII menjelaskan, sikap yang diperlihatkan sosok Sisingamangaraja XII bisa jadi rujukan. "Anti penindasan, anti kerakusan, mencintai tanah leluhur, tidak oprtunis dan suka kedamaian," ujarnya.