Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Politik mekar, ekonomi lesu. Contohnya, okupansi atau tingkat hunian hotel di Indonesia merosot hingga 20-40% di bulan Januari-April 2019. Memang bagaikan main domino. Mulanya, harga tiket pesawat menaik secara signifikan. Eh, kemudian dilanda low season pada Januari-Maret 2019 seusai musim liburan Natal dan Tahun Baru.
Apalagi sejak tahun lalu masa kampanye Pemilu 2019 pun berkecamuk. Bahkan sampai tujuh bulan. Akibatnya, banyak pengusaha yang menahan pergerakan atau aktivitas bisnisnya. Ya, kira-kira, slow down dan wait and see.
Tapi ternyata walau Pilpres dan Pileg 2019 sudah usai, namun gejolak politik belum juga reda. Saling klaim sebagai pemenang Pemilu membuat suasana bagaikan sepanas era kampanye juga. Belum lagi berbagai ekses Pemilu, yang di sana sini masih bermasalah meski jumlahnya tidak signifikan.
Dengan kata lain, dunia usaha belum merasakan suasana yang tenang dan menenangkan untuk berisnis.
Padahal, mahalnya harga tiket pun selama ini mempengaruhi berbagai industri, seperti biro travel hingga hotel juga restoran. Maklum, karena jumlah penumpang pesawat menurun, maka maskapai dan biro perjalanan menaikkan harga tiket demi keseimbangan keuangan.
Tak sedikit pula industri agen perjalanan yang gulung tikar. Syahdan, sedikitnya 5% dari 7.000 anggota ASITA gulung tikar. Ya, kira-kira sekitar 350 agen perjalanan. Ini, gara-gara penjualan tiket pesawat merosot hingga 40%.
Saya kira, penghitungan suara hasil Pemilu yang memakan waktu lama ikut berpengaruh. Baru diumumkan setelah sebulan lebih pada 22 Mei 2019 mendatang. Bahkan masih dimungkinkan adanya sengketa di Mahkamah Konsutusi. Praktis kegiatan politik ini baru akan berakhir pada Oktober 2019, yang berarti enam bulan lagi.
Politik tentu saja penting. Tapi saya kira tiba masanya dievaluasi kembali sehingga Pemilu berlangsung lebih cepat. Masa persiapan hingga pelantikan anggota palemen baru maupun pengambilan sumpah Presiden dan Wakil Presiden terpilih haruslah lebih singkat dan ringkas.
Tak kalah penting para elit politik jangan lagi asyik bertengkar. Apalagi asyik mengeluarkan statemen-statemen yang tidak menyejukkan dunia usaha. Jika politik mekar tapi dunia usaha lesu, yang merugi bangsa ini juga.