Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Tradisi sudah lama menyusup menjadi faktor ekonomi. Buktinya, setiap menjelang puasa Ramadan, harga daging sapi akan menaik. Maklum, permintaan tinggi dan umumnya orang tidak begitu mempersoalkan harganya yang melambung dari biasanya.
Di Pasar V Marelan Medan, misalnya, harganya sudah mencapai Rp 150.000/kg pada Minggu (5/5) lalu sehari menjelang puasa. Toh, ibu-ibu rumah tangga berduyun-duyun membelinya.
Memang, sekaligus menguntungkan para pedagang.Sebab dari satu ekor sapi yang dibeli Rp 10 juta , bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp 3 juta setelah dipotong biaya operasional.
Fenomena serupa juga terjadi di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Harganya berkisar Rp 120.000 - Rp 150.000/Kg. Padahal sebelum puasa masih Rp 110.000 - Rp 120.000/kg.
Di Banda Aceh malah mencai Rp 170.000/kg. Lagi-lagi tak membuat warga surut membeli. Apalagi di Aceh dikenal tradisi meugang, yakni makan daging saban menjelang puasa, Lebaran Idulfitri dan Hari Raya Haji. Bahkan di Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan, harga daging sapi tembus Rp200.000/kg.
Fenomena ini sudah terjadi sangat lama. Sudah berpuluh tahun. Namun pemerintah tampaknya tak melakukan antisipasi agar harga daging sapi tetap normal. Padahal, beberapa waktu lalu, pemerintah pernah mencanangkan bahwa harga daging sapi akan berada di bawah Rp 100.000/kg.
Kemungkinan itu dapat dilakukan dengan mengimpor daging sapi. Tapi anehnya, pemerintah malah mengimpor dengan quota 100.000 ton daging kerbau dari India secara bertahap. Bahkan jelang puasa Ramadhan sudah masuk 6.000 ton daging kerbau asal India.
Padahal semenjak era Presiden Soeharto hingga Presiden SBY, pemerintah selalu menggalakkan impor daging sapi, bukan daging kerbau. Uniknya, impor daging kerbau dari India dilakukan karena neraca perdagangan Indonesia dengan India tercatat surplus tinggi.
Ini ironis. Sebab impor daging kerbau sudah dilakukan tahun lalu namun gagal mengendalikan harga daging sapi di Indonesia. Sebab, kosumen lebih menyukai daging sapi ketimbang daging kerbau.