Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Beberapa petinggi badan usaha milik negara (BUMN) terseret kasus korupsi. Ada sejumlah faktor yang membuat bos BUMN tersandung kasus korupsi.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo memaparkan lima faktor yang melatarbelakangi banyak kasus korupsi di BUMN. Kebutuhan ekonomi bukan menjadi penyebab para bos BUMN tersandung korupsi.
"Tapi ternyata tidak ada pressure. Orang mau mengambil ya tetap mengambil. Dipikir karena tekanan ekonomi, ternyata tidak," tutur Gatot dalam acara 'Bersama Menciptakan BUMN Bersih Melalui SPI yang Tangguh dan Terpercaya' di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2019).
Kedua, adanya niat. Hal ini menjadi latar belakang tindak pidana korupsi di BUMN dengan rencana dan keinginan masing-masing individu. Bahkan, semakin tinggi jabatannya, semakin besar mengambil yang bukan haknya.
Ketiga, adanya kesempatan yang terjadi ketika tidak ada pengawasan. Hal ini biasanya terjadi di tingkat atas seperti direktur.
"Bisa saja, dia lihat kanan kiri nggak ada (pengawasan), akhirnya masuk ke kantongnya," ujar Gatot.
Keempat, masalah rasional yang menjadi faktor terbanyak. Maksudnya, pegawai atau petinggi BUMN merasa telah berjasa, sehingga ia pantas untuk mengambil bagian tertentu di luar haknya.
"Masalah rasional ini merupakan pembenaran bahwa saya sudah berjasa bisa mengambil dong, 1-2% dari omzet," jelas Gatot.
Gatot mengatakan, seorang pemimpin atau bawahan tak hanya diperlukan kepintarannya, tapi juga integritasnya. Ia mengatakan bahwa hal ini yang selalu diutamakan Menteri BUMN Rini Soemarno dalam menyeleksi pimpinan BUMN.
"Kesulitan ibu menteri adalah mencari para direktur utama yang punya integritas, itu di kontrol pengendalian, yang di atas. Pintar tidak penting, ya penting juga sih, tapi integritas yang paling utama. Jadi banyak orang pintar yang tidak punya integritas," pungkasnya.(dtf)