Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Libur lebaran Idul Fitri 1440 H, Pantai Pulau Rukui di Desa Alur Nunang, Kecamatan Banda Mulia, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, jadi serbuan rekreasi kalangan pelancong dari Langkat, Medan, Riau dan Aceh.
Padahal, lokasi wisata yang tergolong baru itu, semula hanya merupakan pantai yang hanya dikunjungi warga setempat. Setelah Pemerintah Desa Alur Nunang sejak tiga tahun silam menerobos jalan menuju pantai itu dengan anggaran Dana Desa, Alur Nunang pinggiran laut lepas itu disulap jadi tempat wisata.
"Hari ini pengunjung 'meledak'. Untung kami cepat keluar sehingga tidak terjebak macet panjang," kata Isma (35) salah seorang pengunjung lokal, akhir pekan lalu.
Dikatakannya, selama hari raya Idul Fitri, pantai Rukui selalu ramai oleh pengujung. Di pantai, pengunjung dapat menikmati pemandangan ombak laut lepas Selat Malaka dengan hamparan pasir pantai yang luas. Selain itu, pecinta wisata pesisir juga disuguhkan panorama hutan lindung mangrove nan asri yang ada di sekeliling pantai rukui.
Ditemui terpisah, Datok penghulu (Kades) Desa Alur Nunang, Ramlan, mengatakan, selama liburan suasana Idul Fitri pengunjung yang datang ke pantai Rukui meningkat signifikan yakni, sebanyak 5.000 orang. Para wisatawan pun didominasi oleh warga jauh di luar Aceh seperti Sumatera Utara, Pekanbaru, Dumai dan Palembang.
"Banyak kita lihat plat kendaraanya BK, BM dan D yang dari luar Aceh. Tapi mereka tidak khusus berwisata kemari, karena punya keluarga disini untuk mengisi hari libur selama lebaran," ujarnya.
Menurutnya, pantai Rukui mulai dikelola pihak desa sejak tahun 2013, tetapi dalam tiga tahun terakhir ini baru menunjukan kemajuan. Untuk kendaraan mobil sementara ini tidak bisa masuk ke pantai, jadi pengunjung harus berjalan sejauh 1,3 KM. Hingga kini bantuan infrastruktur dari pemda Atam khususnya dinas terkait masih nihil.
"Dari pemda belum ada bantuan infrastruktur sama sekali. Selama ini kami membangun jalan akses masuk ke pantai menggunakan dana desa. Padahal untuk pengembangan objek wisata pantai ini perlu dibangun jembatan dan jalan permanen," ungkapnya.
Namun begitu menurut datok Ramlan, setelah wisata Pantai Rukui mulai diminati pengunjung, dampaknya sangat positif bagi perekonomian masyarakat pesisir terutama warga Alur Nunang. Pendapatan warga pun meningkat dengan mengelola dan berjualan di pantai Rukui.
Disisi lain, warga Alur Nunang sangat welcome dengan tamu yang datang ke Pantai Pulau Rukui. Tapi pihak desa tetap menerapkan aturan wisata pantai berbasis Syariah bagi pengunjung dengan cara membatasi waktu hanya sampai jam 6 sore. Selain itu, dilarang bagi anak muda yang belum nikah berpasag-pasangan di area pantai.
"Di Aceh ini wajib kita berlakukan wisata Syariah. Untuk kaum perempuan harus berkerudung/hijab dan laki-lakinya juga berpakaian sopan," ungkapnya.