Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Sekretaris Fraksi Golkar MPR RI HM Idris Laena mengaku selama menjadi anggota legislatif, satu hal yang menarik perhatian adalah ketika bicara tentang Pancasila. Ia pun memiliki kekaguman terhadap Founding Father (Sukarno) yang merumuskan dasar negara bagi seluruh rakyat Indonesia tersebut.
"Bagi sebagian besar orang mungkin ini dianggap sebagai hal yang biasa saja. Tapi pernahkah terpikir oleh kita bahwa proses untuk merumuskan kalimat demi kalimat, serta merangkum dalam satu bingkai sakti yang dinamakan Pancasila bukanlah perkara mudah," kata Idris dalam keterangan tertulis, Minggu (30/6/2019).
Ia menganggap para pendiri bangsa ini luar biasa, mendirikan satu bangsa besar bernama Indonesia dari serpihan-serpihan kerajaan yang ada di nusantara, yang terdiri dari puluhan ribu pulau, dengan ribuan bahasa dan keanekaragaman budaya dan agama.
"Yang menarik bahwa para pemuda kita saat itu, 28 oktober 1928 berani bersumpah 'Bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa yang satu, bahasa Indonesia', padahal secara teritori, wilayah yang akan mereka sebut Indonesia itu masih berupa kerajaan-kerajaan," katanya.
Terkait keberagaman budaya dan agama ia pun mengatakan mungkin umat Islam merasa mayoritas saat itu, tapi secara sejarah umat Hindu sudah ada jauh sebelum Islam berkembang di Indonesia.
"Saya baru sadar bahwa ternyata rumusan kalimat demi kalimat yang disebut sila, kemudian diberi nama Pancasila, adalah kompromi atas semua persoalan di atas. Dan oleh karenanya pantas saja, Bung Karno menyebut dirinya Penggali Pancasila, untuk menggambarkan bahwa ideologi kita itu digali dari akar persoalan tradisi, budaya, dan agama yang ada di nusantara," paparnya.
Dengan berbagai kisah sejarah dibangunnya Indonesia menjadi sebuah bangsa, ia mengatakan masyarakat Indonesia patut berbangga, bangsa besar bernama Indonesia yang pada saat itu diimpikan oleh pemuda dan pendiri, bisa benar-benar terwujud.
"Tentu yang juga patut kita syukuri dan apresiasi adalah para raja dan sultan yang berkuasa atas kerajaan mereka, ternyata dengan legowo bersedia bergabung menjadi bagian dari bangsa ini, yang kemudian dibingkai menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia," paparnya.
"Yang juga menarik untuk diamati, ternyata NKRI bukan terdiri dari kerajaan-kerajaan yang menggabungkan diri. Justru NKRI terdiri dari provinsi-provinsi dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote," tambahnya.
Oleh karena itu ia pun mengatakan betapa Pancasila berperan penting sebagai ideologi yang digali, untuk menjadi jalan tengah setiap perbedaan-perbedaan bangsa. dtc